Bisnis.com, SEMARANG - PT Astra Aviva Life mengincar pertumbuhan premi bruto sebesar Rp1 triliun per tahun.
Presiden Direktur Astra Aviva Life Philip C. Willcock mengatakan tantangan yang dihadapi industri asuransi pada saat ini semakin besar seiring dengan kondisi perekonomian yang penuh ketidakpastian. Apalagi, kompetisi di Indonesia sangat ketat.
Namun, Willcock optimistis industri asuransi akan terus berkembang seiring meluasnya edukasi, kenaikan tingkkat kesejahteraan masyarakat dan penetrasi produk asuransi yang masih rendah. Mengutip data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia, tingkat penetrasi asuransi di masyarakat Indonesia baru 2,4%.
"Prospek industri asuransi jiwa di Indonesia terlihat cerah. Target kami masuk 10 besar dalam 5 tahun dan 5 besar dalam 10 tahun," tuturnya, Kamis (3/3/2016).
Hingga akhir 2015, Astra Aviva Life berhasil menembus peringkat 23 dari 51 perusahaan asuransi jiwa yang beroperasi di Indonesia. Peringkat tersebut naik enam tingkat dari posisi 29 pada kuartal III/2014.
Perusahaan joint venture PT Astra International Tbk. dan Aviva International Holding Limited ini resmi beroperasi pada November 2014. Kendati dalam tahap awal pengembangan bisnis, kinerja Astra Aviva Life disebut menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan.
Pada akhir 2015, Astra Aviva Life membukukan premi bruto sebesar Rp1,36 triliun atau tumbuh 110% dibandingkan akhir 2014 yang tercatat sebesar Rp651 miliar. Pada periode tersebut, premi tahunan equivalen (annual premium equivalent) terdongkrak lebih dari 500%.
Wakil Presiden Direktur Astra Aviva Life Auddie A. Wiranata menyebutkan pencapaian tersebut merupakan milestone yang cukup memuaskaan untuk membangun fondasi bisnis ke depan.
"Tahun ini kita akan terus kenalkan 'Love Life', mengembangkan multiproduk, multisegmen, dan multichannel. Growth tahun ini jadi Rp2 triliun, 2017 tambah lagi Rp1 triliun, 2018 tambah lagi Rp1 triliun dan seterusnya," tutur Auddie.
Untuk mencpai target tersebut, Astra Aviva Life memanfaatkan peluang kapitalisasi Grup Astra. Dari 18 mitra institusi besar, 5 di antaranya merupakan perseroan di bawah payung Grup Astra dan 13 perusahaan lainnya di luar Grup Astra.
Selama ini, skema bancassurance menyumbang kontribusi premi terbesar. Di samping itu, Astra Aviva Life juga akan mengembangkan skema finance insurance agar produk asuransinya dapat didistribusikan melalui perusahaan-perusahaan multifinance mulai tahun ini.
"Kita akan jalankan finance insurance dan wealth management. Micro insurance dan credit insurance terus kami kembangkan. Tahun lalu kami dapat 10.000 polis asuransi kredit," ujarnya.
Auddie menambahkan perusahaan asuransi jiwa yang baru bertransformasi rata-rata butuh waktu sekitar 8-9 tahun untuk dapat mencetak untung. Namun, Direksi Astra Life berharap dapat membukukan untung lebih cepat.
Tahun lalu, jumlah aset perseroan menembus Rp1,9 triliun atau naik 44% dibandingkan 2014 sebesar Rp1,3 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel