Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan perolehan laba bersih selama 2015 sebesar Rp1,7 triliun, sedangkan fungsi intermediasi dari sisi penyaluran kredit naik signifikan.
Jerry Ng, Direktur Utama BTPN, menjelaskan perseroan pada tahun lalu mencatat laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp1,7 triliun, lebih rendah 9% dari periode tahun lalu sebesar Rp1,87 triliun.
“Jika tidak memperhitungkan investasi baru senilai Rp380 miliar, laba kami sejatinya tumbuh positif. Ke depan, BTPN akan terus menyelaraskan obyektif jangka pendek berupa kinerja yang baik dan jangka panjang yakni melakukan investasi untuk menjaga pertumbuhan yang berkesinambungan,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (7/3).
Menurut dia, perseroan juga mencatatkan kinerja pembiayaan positif tahun lalu dengan fokus dan konsisten melayani masyarakat berpenghasilan rendah serta pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), termasuk masyarakat prasejahtera produktif (mass market). Hal itu terlihat dari penyaluran kredit yang tumbuh moderat di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat sepanjang tahun lalu.
Pada 31 Desember 2015, BTPN membukukan kredit Rp58,6 triliun, tumbuh 13% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp52 triliun (year-on-year). Pencapaian ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan kredit perbankan nasional sepanjang 2015 yang berada pada kisaran 10%.
Pertumbuhan kredit dimotori oleh penyaluran dana ke segmen masyarakat prasejahtera produktif serta pelaku UMKM. Kredit prasejahtera produktif naik 47% (y-o-y) menjadi Rp3,7 triliun dan kredit UMKM naik 23% (y-o-y) menjadi Rp15,6 triliun. Kredit pensiun juga tumbuh 9% menjadi Rp37,9 triliun.
Kenaikan penyaluran kredit tetap diimbangi asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga di 0,7%. Rasio itu jauh di bawah rata-rata NPL industri perbankan yang cenderung meningkat selama tiga triwulan terakhir.
“Meski situasi perekonomian masih menantang, kami senang BTPN tetap dapat bertumbuh sekaligus menjaga kualitas kredit dengan baik,” kata Jerry.
Dia memaparkan pencapaian tersebut tidak terlepas dari konsistensi BTPN dalam memberikan program pemberdayaan bagi seluruh nasabahnya.
Hingga akhir Desember 2015, BTPN telah menyelenggarakan 101.976 aktivitas Daya. Sedangkan jumlah peserta Program Daya mencapai 1.410.368 nasabah. Data ini menunjukkan tingginya minat nasabah untuk mengikuti program pemberdayaan.
Selain itu, ujar Jerry, inovasi juga menjadi kunci untuk bisa bertahan di tengah situasi yang penuh tantangan seperti saat ini. Salah satu inovasi adalah meluncurkan BTPN Wow! pada 30 Maret 2015.
BTPN Wow! merupakan brand BTPN untuk program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) yang digagas oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Layanan perbankan ini sangat praktis dan terjangkau, dengan memanfaatkan teknologi telepon genggam dan didukung jasa agen sebagai perpanjangan tangan BTPN.
Sejak diluncurkan hingga akhir Desember 2015, total agen BTPN Wow! mencapai lebih dari 21.000 agen dengan jumlah nasabah lebih dari 300.000 orang. “Data selama 9 bulan itu menunjukkan tingginya minat menabung masyarakat kecil. Bagi kami, layanan berbasis telepon seluler ini sangat strategis karena sebagian besar target pasarnya belum memiliki rekening, tinggal di desa dan jauh dari jangkauan layanan bank,” ujar Jerry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel