BPD BUKU III Bakal Bertambah

Bisnis.com,10 Mar 2016, 01:24 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Bank DKI/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--Beberapa bank pembangunan daerah mulai naik status menjadi bank kelas atas dengan modal inti antara Rp5 triliun hingga Rp30 triliun.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV Otoritas Jasa Keuangan Heru Kristiana mengatakan setidaknya ada satu BPD yang telah resmi naik status pada tahun ini dan 2 BPD yang berencana naik kelas.

Heru menyebutkan BPD yang telah resmi naik status adalah Bank Pembangunan Daerah Khusus Ibu Kota (Bank DKI) dari kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) II menjadi BUKU III.

Sedangkan BPD yang tengah memupuk modal untuk naik kelas adalah Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) dan Bank Pembangunan Daerah Papua (Bank Papua).

"Bank DKI sudah naik jadi BUKU III. Selain itu, Bank Jateng dan Bank Papua juga merencanakan naik BUKU III," ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (8/3/2016).

Heru menjelaskan Bank Jateng dan Bank Papua masing-masing berencana naik menjadi BUKU III dalam jangka waktu 2 tahun mendatang. .

Saat dikonfirmasi, Direktur Bisnis Bank DKI Antonius Widodo Mulyono mengiyakan perseroan telah resmi naik ke bank dengan modal inti antara Rp5 triliun hingga Rp30 triliun.

"Betul kami telah naik BUKU," ucapnya singkat.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan per September 2015 modal inti Bank DKI masih berada di angka Rp3,18 triliun. Untuk naik BUKU, perseroan mengandalkan dari laba ditahan serta penyertaan modal pemerintah (PMP).

Pada periode tersebut, Bank DKI diketahui mencetak laba bersih senilai Rp142,25 miliar. Laba yang diraih perseroan terkoreksi sebesar 77,28% dibandingkan laba bersih periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).

Penurunan laba tersebut salah satunya disumbang oleh peningkatan beban operasional selain bunga menjadi Rp1,55 triliun dari Rp922,22 miliar.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno mengatakan persiapan yang dilakukan perseroan untuk naik menjadi BUKU III antara lain mengupayakan peningkatan modal, baik secara organik melalui setoran modal dari para pemegang saham ataupun melalui upaya anorganik.

“Untuk anorganik misalnya penerbitan obligasi subordinasi senilai Rp500 miliar pada tahun lalu,” katanya.

Selain itu, Supriyatno mengungkapkan pihaknya juga tengah menjajaki kerjasama dengan mitra strategis sesama badan usaha milik daerah (BUMD) ataupun BUMN guna meningkatkan ekuitas perseroan. Lebih lanjut, dirinya menyatakan Bank Jateng tengah mempersiapkan penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) pada 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhika Anggoro Wening
Terkini