Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi Responsibank Indonesia merilis hasil penelitian terkait keterlibatan industri perbankan terhadap isu sosial dan lingkungan (green banking).
Research Manager Perkumpulan Prakarsa yang juga salah satu tim peneliti di riset ini Victoria Fanggidae mengatakan riset dan pemeringkatan ini dilakukan karena bank dianggap punya peranan penting dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
"Peranan bank sangat penting karena bank yang memberikan pendanaan kepada perusahaan termasuk perusahaan yang merusak lingkungan," ujarnya di kawasan Menteng, Jakarta, Kamis (10/3/2016).
Selain Perkumpulan Prakarsa, dalam koalisi ini juga turut serta Indonesia Corruption Watch, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, TUK Indonesia, Publish What You Pay Indonesia, Infid dan WALHI.
Sebanyak 11 bank dipilih dan dinilai berdasarkan kebijakan pemberian pinjaman maupun investasi maupun kebijakan terkait isu sosial dan lingkungan.
Seluruh bank tersebut terbagi dalam dua kategori yakni asing dan nasional.
Masing-masing bank tersebut yakni Mandiri, BCA, BRI, BNI, OCBC-NISP, CIMB-Niaga, Danamon, Panin, HSBC, Citibank dan Mitsubishi-UFJ.
Dalam riset tersebut menunjukkan tiga bank asing yang dijadikan pembanding memiliki nilai yang jauh lebih tinggi dibandingkan bank nasional.
HSBC mendapat skor paling tinggi yaitu 37,83% dari skala 0-100. Sementara nilai terbaik untuk bank nasional diraih Danamon dengan nilai 10,8%.
Berikut peringkatnya:
BANK | SKOR |
HSBC | 37,83% |
Citibank | 36,08% |
The Bank of Tokyo - Mitsubishi UFJ | 19,81% |
Danamon | 10,98% |
BNI | 6,37% |
Bank Mandiri | 3,46% |
BRI | 3,09% |
Panin Bank | 2,95% |
BCA | 1,74% |
CIMB Niaga | 1,52% |
OCBC NISP | 1,13% |
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel