KKP Genjot Produksi Udang Windu Berkelanjutan

Bisnis.com,11 Mar 2016, 23:32 WIB
Penulis: Ihda Fadila
Udang windu/WWF

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggenjot produksi udang windu sebagai salah satu komoditas unggulan perikanan budi daya.

Selain memiliki peluang pasar yang masih terbuka lebar, udang windu juga memiliki harga yang sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan udang vaname.

Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto mengatakan udang windu merupakan udang asli Indonesia yang harus tetap dikembangkan. Meskipun saat ini produksinya masih kalah dengan udang vaname, pasar untuk udang windu masih terbuka lebar.

“Sehingga tetap perlu didukung dengan ketersediaan induk dan benih yang continue,” katanya melalui keterangan resmi di Jakarta pada Jumat (11/3/2016).

Kenaikan produksi udang windu selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2010 - 2014) mencapai 4,81 % per tahun, dari 125.519 ton pada 2010 menjadi 131.809 ton pada 2014.

Adapun, angka sementara produksi udang windu pada 2015 mencapai 201.312 ton atau 20% dari total produksi udang nasional. Produksi udang windu sebagian besar disumbang dari budi daya dengan sistem tradisional hingga tradisional plus.

“Cara budi daya dengan sistem ini kita dukung karena selaras dengan keberlanjutan. Ke depan, kita dukung dengan membenahi saluran irigasi di tambak-tambak tradisional tersebut, sehingga kontinuitas produksi udang windu di wilayah ini dapat terwujud,” ujar Slamet.

Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang menjadi sentra produksi udang windu nasional. Potensi Kaltim cukup besar untuk pengembangan udang windu.

“Saat ini yang perlu ditekankan adalah budi daya udang windu dengan memperhatikan keberlanjutan, baik keberlanjutan lingkungan maupun dari sisi usaha,” kata Slamet.

Dua hal itu, lanjutnya, harus berjalan beriringan menuju kejayaan udang windu seperti pada 1990-an.

“Pemerintah mendukung dengan penyiapan induk unggul dan benih bermutu, yang diproduksi oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti di Balai Besar Perikanan Budidya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan juga Balai Perikanan Budidya Air Payau (BPBAP) Takalar,” ujar Slamet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini