Bisnis.com, JAKARTA - Korporasi tambang milik negara, PT Antam (Persero) Tbk. mengincar volume penjualan emas 10,43 ton atau 10,43 juta gram pada 2016 atau lebih rendah 26,43% dibandingkan dengan 14,17 ton pada 2015.
Berdasarkan laporan tahunan 2015, emiten berkode saham ANTM itu juga berencana menjual emas melalui Butik Emas Logam Mulia yang dimiliki oleh perseroan dan tersebar di berbagai kota besar Indonesia.
Pada saat ini, perusahaan mengoperasikan 12 butik di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Palembang, Medan, Semarang, Banjarmasin, Denpasar serta Balikpapan. “Serta upaya untuk menjajaki peluang pasar ekspor di kawasan Asia,” papar perseroan dalam publikasinya.
Emas adalah komoditas utama yang ditambang dan dijual oleh Antam. Pada 2015, penjualan segmen operasi emas dan pemurnian berkontribusi sebesar 71,61% atau senilai Rp7,54 triliun terhadap penjualan bersih Antam Rp10,53 triliun.
Penjualan itu sendiri tumbuh 46,53% dibandingkan dengan Rp5,15 triliun pada 2014 yang disebabkan oleh peningkatan volume penjualan sebesar 42,1% kendati harga rata-rata emas turun 4,83%.
Pada 2016, Antam menargetkan dapat memproduksi emas sebesar 2,45 ton yang terdiri dari sejumlah lokasi penambangan seperti Pongkor sebesar 1,43 ton serta Cibaliung 1,02 ton. Perseroan berencana memperluas aset komoditas emas pada 2016.
“Dalam hal emas, mengingat usia tambang Pongkor dan Cibaliung, maka perolehan cadangan emas menjadi salah satu prioritas utama di tahun 2016,” papar manajemen perseroan.
Manajemen Antam menyebutkan terdapat indikasi penguatan harga emas pada awal 2016 setelah menunjukkan tren pelemahan pada 2015. Penguatan itu ditunjang kekhawatiran volatilitas ekonomi global yang ditunjukkan dari pelemahan indicator manufaktur Tiongkok dan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.
“Selain itu, salah satu institusi keuangan internasional juga memprediksikan kenaikan emas fisik dengan permintaan di Tiongkok mencapai 215 ton, lebih tinggi dari rata-rata permintaan tahunan sebesar 200 ton. Analis memperkirakan level harga emas akan berkisar antara US$1.000-US$1.200 per oz,” papar manajemen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel