Bisnis.com, JAKARTA -- Indonesia dinilai layak sebagai 'raja' dalam industri bank syariah. Namun kenyataannya, pangsa pasar syariah di Indonesia masih sangat kecil.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional dan Kepala Bappenas Sofyan Djalil mengatakan salah satu penyebab industri syariah sulit berkembang karena dana yang dikelola masih sedikit. Padahal ada banyak sumber dana yang berpotensi dikelola bank syariah.
"Oleh karena itu tengah dirancang Komite Nasional Keuangan Syariah yang dipimpin presiden. Tujuannya agar industri syariah lebih berkembang karena potensinya besar," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/3/2016).
Data Bappenas, tiga sektor yang berpotensi adalah dana haji, zakat dan wakaf. Untuk dana haji akumulasi tahun lalu sebesar Rp73 triliun. Potensi zakat Rp 11 triliun per tahun tapi baru terkumpul Rp60 miliar per tahun via BAZNAS. Diluar itu sekitar Rp300-400 miliar dikelola oleh lembaga lain seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat.
Sementara potensi wakaf Rp377 triliun dengan asumsi tanah wakaf seluas 4,1 miliar meter persegi dan baru terkumpul Rp 13 miliar yang dikelola oleh BWI.
Jumlah bank syariah di Indonesia saat ini sebanyak 11 bank. Sementara yang berbentuk unit usaha ada 25 dan yang berbentuk BPR mencapai 163 bank. Dibanding Malaysia, pangsa pasar bank syariah di Indonesia masih kalah jauh. Indonesia masih 5% sementara negeri jiran sudah mencapai 16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel