Bisnis.com, BEKASI--Penurunan BI rate atau suku bunga acuan 25 basis poin pada posisi 6,75% perlu diteruskan dengan penurunan suku bunga bank sehingga akan menggenjot pertumbuhan pasar properti.
Wahyu Sulistio, Vice Director Corp. Communication PT Metropolitan Land Tbk. mengatakan, penurunan BI rate baru akan mendongkrak pertumbuhan pasar properti bila ditransmisikan dengan penurunan suku bunga perbankan.
Jika bank mematok bunga KPR dengan single digit, katanya, akan memberikan dampak positif baik bagi dunia properti.
"Kuncinya, kalau penurunan BI Rate turun ditranmisikan dengan penurunan suku bunga," katanya, Minggu (20/03/2016).
Selain itu, kebijakan loan to value (LTV) juga dinilai perlu ditinjau kembali karena dirasa masih membebani. Wahyu mengatakan, bagi konsumen menengah ke bawah akan sulit jika diminta down payment (DP) sekitar 20%.
Dia pun menuturkan, pemerintah tidak perlu khawatir dengan resiko bubble seperti yang terjadi di Amerika.
Kondisi industri properti nasional berbeda dengan negeri Paman Sam lantaran permintaan rumah masih lebih tinggi ketimbang jumlah rumah yang tersedia dan tidak diagunkan kembali.
"Di Indonesia, sangat berbeda situasinya dengan Amerika. Kebutuhan rumah masih tinggi, sehingga rumah dipakai. End user masih banyak."
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel