Pencemaran Pantai Jakarta Makin Parah, Ikan Langka

Bisnis.com,20 Mar 2016, 19:33 WIB
Penulis: Nurudin Abdullah
Pantai Jakarta/JIBI

Bisnis.com, JAKARTA-Tingkat pencemaran pantai teluk Jakarta sangat tinggi akibat dampak dari bermuaranya 13 sungai sehingga semakin sedikit ikan yang bisa hidup dan dapat ditangkap dari kawasan itu.

Firdaus Ali, Ahli Bioteknologi Lingkungan Universitas Indonesia , mengatakan kondisi tingkat pencemaran itu menyebabkan para nelayan jarang yang mau mencari ikan di sekitar wilayah pantai teluk Jakarta.

“Mereka umumnya mencari ikan di perairan yang agak jauh dari pantai dimana kondisi airnya masih bersih dan ikannya masih banyak,” katanya, Minggu (20/3/2016).

Menurutnya, sangat sedikit ikan yang dapat hidup dan ditangkap di kawasan itu. Kalau pun masih ada ikan yang hidup dan bisa ditangkap, kondisinya sudah terkontaminasi berat dan tidak sehat dikonsumsi.

Dia menyatakan tidak sependapat jika dikatakan reklamasi pantai teluk Jakarta akan mengurangi hasil tangkapan para nelayan.

Sebab, lanjutnya, pada dasarnya sudah sejak lama para nelayan tidak lagi mencari ikan di sekitar pantai melainkan ke laut yang lebih ke tengah.

Firdaus menjelaskan Pemprov DKI Jakarta dan para pengembang yang akan melakukan reklamasi agar lebih serius menjaga supaya pencemaran tidak bertambah parah di kawasan itu.

Berbagai cara dapat dilakukan untuk mencegah pencemaran pantai, diantaranya dengan membuat saringan sampah di muara sungai atau dengan mengoperasikan kapal pembersih pantai.

Sementara itu Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama, mengatakan dirinya mengeluarkan izin reklamsi justru karena ingin merevitalisasi pantai Jakarta yang telah tercemar berat.

“Setelah nanti pantai direklamasi, maka pihaknya akan meminta para pengembang untuk turut menjaga kebersihan pantai,” ujarnya.

Dia membantah jika kebijakan mengeluarkan izin reklamasi pantai dianggap mematikan mata pencaharian nelayan. Sebab, para nelayan sudah lama mencari ikan ke tengah laut karena pantainya tercemar sangat berat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini