Sinergi Krakatau Steel dan Semen Indonesia Hasilkan Pabrik Semen Baru

Bisnis.com,22 Mar 2016, 20:10 WIB
Penulis: Muhammad Abdi Amna
Pasokan semen siap kirim/Ilustrasi-Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Krakatau Semen Indonesia perusahaan patungan antara PT Krakatau Steel Tbk. dan PT Semen Indonesia Tbk. yang mengolah slag sisa fasilitas blast furnace menjadi bahan baku semen akan berproduksi Desember 2016.

Agung Wiharto, Corporate Secretary PT Semen Indonesia Tbk., mengatakan nilai investasi pembangunan grinding blast furnace slag di Cilegon senilai Rp475 miliar dan cement mill senilai Rp600 miliar.

Slag ini produk sampingan blast furnace yang dapat menjadi bahan penolong dalam pembuatan semen. Slag dapat menggantikan klinker yang pengolahannya mahal, karena pengolahan slag lebih murah, Semen Indonesia mendapatkan keuntungan,” tuturnya kepada Bisnis, Selasa (22/3/2016).

Adapun fasilitas cement mill di Cilegon berkapasitas produksi 1,6 juta ton semen per tahun. Kendati fasilitas produksi bertambah, pengoperasian pabrik ini tidak memperbesar kapasitas produksi Semen Indonesia, karena berfungsi mendekati pasar Jawa Barat.

Dalam hal ini, granulated blast furnace slag yang dihasilkan dari grinding blast furnace slag akan dicampur dengan klinker, batu kapur, gypsum yang dikirim dari pabrik Rembang dan Tuban untuk diproduksi dalam cement mill.

Pengiriman klinker, batu kapur dan bahan baku lainnya dalam bentuk mentah meningkatkan efisiensi. Dengan demikian, total kapasitas terpasang Semen Indonesia tetap 31,8 juta ton setahun termasuk dengan pabrik yang berada di Vietnam.

“Dengan slag penggunaan klinker kami berkurang. Ongkos produksi klinker itu mahal, sementara slag lebih murah. Pendirian pabrik di Cilegon meningkatkan efisiensi karena mendekati pasar, sehingga produk yang dihasilkan lebih berdaya saing,” tuturnya.

Semen hasil produksi dari pabrik ini, lanjutnya, tidak menggunakan merek baru. Hasil produksi bisa berbentuk semen curah maupun semenpackaging, disesuaikan dari permintaan konsumen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini