KINERJA WINS: Pendapatan Ambrol, Wintermar Kini Merugi Jutaan Dolar

Bisnis.com,24 Mar 2016, 05:41 WIB
Penulis: Sukirno
Perusahaan logistik PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) harus menderita rugi jutaan dolar Amerika Serikat lantaran pendapatan yang diraup ambrol akibat anjloknya harga minyak mentah dunia./wintermar.com

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan logistik PT Wintermar Offshore Marine Tbk. (WINS) harus menderita rugi jutaan dolar Amerika Serikat lantaran pendapatan yang diraup ambrol akibat anjloknya harga minyak mentah dunia.

Laporan keuangan yang dirilis perseroan, Rabu (23/3/2016), di PT Bursa Efek Indonesia, menyebutkan pendapatan yang diraup emiten berkode saham WINS tersebut ambrol 43,52% menjadi US$99,91 juta pada periode 2015 dari tahun sebelumnya US$176,91 juta.

Pada saat bersamaan, perseroan berhasil menekan beban pokok pendapatan sebesar 26,74% menjadi US$87,11 juta dari sebelumnya US$118,9 juta. Namun, laba kotor yang diraup justru ambruk 77,92% menjadi US$12,8 juta dari sebelumnya US$58 juta.

Tahun lalu, Wintermar harus menderita rugi usaha senilai US$795.419 dari periode sebelumnya yang masih meraup laba usaha US$44,75 juta. Perseroan juga harus menanggung rugi tahun berjalan senilai US$9,75 juta dari tahun sebelumnya yang masih laba US$30,44 juta.

Akhirnya, perseroan harus menderita rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk senilai US$5,69 juta pada tahun ini dari periode sebelumnya laba US$21,71 juta. Tahun ini, perseroan juga harus menderita rugi per saham dasar US$0,141 dari sebelumnya laba US$0,553.

Pek Swan Layanto, Investor Relations Wintermar Offshore Marine, mengatakan dampak ketidakpastian harga minyak terhadap utilisasi menyebabkan penurunan 44% pendapatan WINS menjadi US$99,9 juta pada tahun lalu.

"Pengurangan aktivitas minyak dan gas selama 2015 berdampak pada utilisasi, penurunan pendapatan dan kontraksi margin," katanya dalam siaran pers.

Dia mengatakan, penurunan secara global pada harga minyak menyebabkan penundaan proyek pengembangan di mana-mana. Sedangkan, hampir semua aktivitas eksplorasi dihentikan.

Menurutnya, sentimen global masih tetap memburuk pada kuartal IV/2015 lantaran produksi minyak tetap naik walaupun permintaan tidak naik akibat perkiraan pertumbuhan global yang menurun.

Perusahaan minyak dan gas, katanya, dengan agresif memotong pembelanjaan modal untuk eksplorasi dan melakukan negosiasi kontrak untuk menurunkan tarif sewa. Hal itu berdampak pada utilisasi dan margin, khususnya pada kuartal III/2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini