Bisnis.com, JAKARTA—Pelaku industri asuransi jiwa terus meningkatkan pemasaran produk asuransi melalui jalur keagenan. Sepanjang tahun ini tenaga pemasar atau agen asuransi ditargetkan jumlahnya akan bertambah sekitar 750.000 agen.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim mengatakan setiap tahunnya jumlah tenaga pemasar asuransi terus menunjukkan tren peningkatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa jalur keagenan masih menjadi penopang terhadap penjualan produk asuransi.
Berdasarkan data AAJI, jumlah agen berlisensi pada 2015 meningkat sebesar 23,7% dibandingkan tahun 2014 yaitu dari 414.595 orang menjadi 512.657 orang.
“Tahun ini diperkirakan penambahan jumlah agen berlisensi bisa mencapai 750.000. Dengan demikian, total agen berlisensi pada tahun ini bisa mencapai sekitar 1,25 juta agen,” kata Hendrisman pada akhir pekan ini.
Menurutnya, penambahan jumlah agen asuransi berlisensi juga dilakukan untuk mendukung program pemerintah untuk menyerap lebih banyak tenaga kerja di bidang asuransi. Untuk mencapai target itu, AAJI akan menjalankan kampanye program 10 juta agen.
Kendati jumlah agen berlisensi akan terus ditingkatkan jumlahnya, tetapi Hendrisman menegaskan bahwa AAJI akan tetap memperhatikan kualitas dan profesionalitas para tenaga pemasar. Dia menuturkan, para agen akan tetap diwajibkan memiliki sertifikasi profesi.
Sementara itu, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu menyatakan agen masih menjadi kontributor terbesar terhadap total pendapatan premi. Menurutnya, sekitar 60% pendapatan premi industri asuransi jiwa masih ditopang oleh jalur keagenan, sedangkan 40% sisanya berasal dari jalur distribusi alternatif lainnya.
Seperti diketahui, sepanjang 2015, industri asuransi jiwa berhasil membukukan pertumbuhan premi sebesar 5,8% dibandingkan tahun 2014 yaitu dari Rp121,62 triliun menjadi Rp128,66 triliun. Angka tersebut ditopang oleh pertumbuhan yang cukup signifikan dari premi lanjutan yaitu sebesar 12,9% dari Rp51,59 triliun menjadi Rp58,24 triliun, sedangkan pertumbuhan premi baru hanya sebesar 0,6% yaitu dari Rp70,04 triliun menjadi Rp70,42 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel