Pembangunan Jembatan Palmerah Pancasila Bakal Gunakan Turbin Arus Laut

Bisnis.com,30 Mar 2016, 09:36 WIB
Penulis: Anitana Widya Puspa
Jembatan/Ilustrasi-journeyphoto.blogspot.com
Bisnis.com,JAKARTA- Pemerintah tak berkeberatan atas rencana pembangunan Jembatan Palmerah Pancasila yang menghubungkan Pulau Flores dan Pulau Adonara di Kabupaten Flores Nusa Tenggara Timur. Rencananya pembangunan jembatan ini akan ditambah dengan turbin penghasil listrik yang berasal dari arus laut.
 
Dalam rapat pembahasan yang digelar Ditjen Bina Konstruksi Selasa (29/3) dengan Gubernur Nusa Tenggara Timur dan tujuh pejabat lintas kementerian sepakat mendukung rencana pembangunan jembatan dan turbin ini. Pasalnya dari sisi teknis, hasil pra-feasibility yang dilakukan pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur memungkinkan untuk dibangun
 
Selain itu dari Analisa secara ekonomis juga menyatakan layak dibangun dengan umur penggunaan 25 tahun benefit cost ratio-nya yang diperoleh lebih besar daripada pagu anggaran yang digunakan. Lebih jauhnya bila diasumsikan usia jembatan ini mencapai 50--100 tahun menghasilkan kelayakan (keuntungan) yang lebih besar.
 
Ditjen Bina Konstruksi Yusid Toyib Kementerian PUPR mengatakan pembangunan fisik jembatan bersama turbin ini diperkirakan memakan waktu selama dua tahun. Oleh karenanya dia menginginkan secepatnya melakukan studi kelayakan lanjut
 
Sebelumnya dana untuk melakukan studi kelayakan awal itu berasal dari kucuran APBD NTT senilai Rp 1,5 miliar yang dilakukan oleh pemenang tender PT Puri Dimensi asal Bandung.
 
Yusid melanjutkan untuk melakukan FS dan DED pemerintah telah memiliki dana sebesar Rp10 miliar milik kementerian PUPR. Untuk dana tambahan lainnya dia mengungkapkan akan segera mengikuti meski belum mengetahui pasti skemanya. Sedangkan nilai investasi untuk jembatan ini diperkirakan Rp5,1 triliun
 
Apakan nantinya bentuknya APBN atau yang lainnya tidak masalah selagi kita mau membangun. Dananya ada dari beberapa kementerian akan kita gabung agar tidak mubazir, jelasnya Selasa (29/3)
 
Sementara Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya mengatakan jembatan yang terbentang sepanjang 800 meter ini awalnya hanya direncanakan sebagai penghubung konektivitas dan peningkatan pariwisata
 
Kemudian lanjutnya tercetus ide untuk menambahkan turbin pada bagian bawah jembatan yang bisa digunakan untuk menghasilkan listrik dengan memanfaatkan SDA selat Gonzalu. Arus selat Gonzalu memiliki sinergi potensi yang baik seperti perikanan, pariwisata, pertanian dan energi listrik
 
Dia menambahkan potensi dari diversifikasi energi ini diperkirakan mampu menghasilkan 300 Mega Watt. Dia melanjutkan investor Belanda juga telah melirik pembangunan turbin yang merupakan teroboson baru di Indonesia.
 
Frans mengungkapkan ketertarikan Belanda tentu menguntungkan pihaknya, sebab Belanda telah berpengalaman dan didukung teknologi canggih dalam pembangunan jembatan dan turbin di permukaan laut untuk dimanfaatkan sebagai tenaga listrik
 
Dengan kesiapan investor dan teknologi dia meyakinkan seharusnya tidak ada kendala bagi pemerintah pusat untuk melakukan realisasinya. Frans menyebut pihaknya tinggal memerlukan dukungan pemerintah sebab ABPD pihaknya tahun ini tergolong kecil senilai Rp3,8 triliun. Dia menegaskan bila APBD pihaknya lebih besar tentu akan dibangunnya sendiri.
 
Selain itu hal ini juga merupakan tindak lanjut perihal kunjungan kerja yang dilakukannya belum lama ini ke Belanda dan diperkuat dengan Surat Kedutaan Besar Republik Indonesia Den-Haag /160311 dalam rangka kerja sama pembangunan jembatan Palmerah yang dilengkapi turbin.
 
Melalui pembangunan jembatan ini Frans juga optimis pasokan kebutuhan energi listrik yang diperoleh masyarakat wilayah timur menjadi lebih stabil. Sebab selama ini banyak mengeluh akibat pemadaman yang tak beraturan
 
Ada tim kecil tindak lanjut dari pertemuan ini supaya melakukan sinkronisasi, lanjutnya.
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Mia Chitra Dinisari
Terkini