Bisnis.com, JAKARTA- Banyak pemikiran yang salah mengenali konsep kapitalisme. Kapitalisme itu artinya adu kapital. Kalo gladiatorisme adu gladiator. Kalau kumisgondrongisme adu kumis gondrong.
Kalau pinterisme adu pintar. Kalau leaderisme adu kepemimpinan. Jadi, kita harus mengenali aduannya apa? Jangan ayamisme kok Anda bawa kodok. Atau pacuankudaisme malah Anda bawa anjing.
Nah, kapitalisme itu mengenali capital gain. Misalnya apa? Anda lihat anjing Rottweiler harganya Rp10 juta. Itu gedenya. Anakannya seharga Rp2 juta. Pohon trembesi itu harganya Rp15 juta. Bibitnya trembesi seharga Rp5.000
Berapa gaji seorang direktur? Mungkin Rp40 juta per bulan. Tapi si direktur itu dulunya magang dengan gaji Rp300.000. Jadi konsep harta pun mengenal waktu.
Temen saya punya kebun di sentul. Harganya Rp15.000 per meter persegi. Satu hektare harganya Rp150 juta. Jadi dia punya beberapa hektare. Ternyata sekarang di sebelahan kebunnya ada Sekolah Pelita Harapan. Alhasil, sekarang nilainya tanah kebun di sana setara Rp10 juta per meter. Jadi nilainya sekarang Rp100 miliar.
Di sisi lain, sekarang ada pepatah lebih baik jangan utang. Lho? Uang atau kekayaan itu sumbernya dari sejarah. Jadi kalau ada sepasang keluarga muda, lalu disuruh semuanya mandiri, penghasilannya pasti tekor.
Misalnya, saya dulu beli rumah harganya Rp400 juta. Ya saya utang IMF alias international monetary family atau ibu, mertua, dan family. Ternyata setelah itu saya jual seharga Rp750 juta.
Selanjutnya saya membeli yang seharga Rp1,3 miliar. Apa kuat? Ya pinjam IMF lagi. Sekarang, rumah itu saya jual Rp2,5 miliar. Kalau teknologi sudah 4G itu mengenali income, pengeluaran, u(t)ang, dan investasi.
Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit. goenardjoadi @ gmail.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel