Parlemen Yunani Loloskan UU Pengembalian Pengungsi Asal Turki

Bisnis.com,02 Apr 2016, 07:27 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Pengungsi dan para migran menanti untuk bisa diangkut bus menuju perbatasan Yunani dan Masedonia, (6/10/2015)/Reuters-Alkis Konstantinidis

Bisnis.com, ATHENA -  Parlemen Yunani, Jumat (1/4/2016) atau Sabtu (2/4/2016) WIB meloloskan usulan perubahan undang-undang suaka yang dibutuhkan untuk menerapkan kesepakatan Uni Eropa dengan Turki dalam mengembalikan para pengungsi dan pendatang dari Kepulauan Yunani menuju Turki mulai Senin (4/4/2016).

Tujuan kesepakatan itu untuk mengakhiri aliran pengungsi dan pendatang lainnya yang tidak terkendali setelah lebih dari satu juta orang menyeberang ke Eropa tahun lalu.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa, Jumat, menyerukan agar rambu-rambu hukum sudah siap sebelum pengungsi dikembalikan ke Turki berdasar perjanjian dengan Uni Eropa, dan memperingatkan bahwa kondisi di Yunani terus memburuk.

Beberapa hari sebelum Turki mulai mengambil kembali migran gelap dari Yunani pada 4 April berdasar perjanjian itu, kedua belah pihak belum siap sepenuhnya, dan para pejabat berupaya untuk bisa setidaknya melakukan aksi awal secara simbolis, sementara kedatangan migran baru meningkat.

Sekitar 51 ribu pengungsi dan migran berada di Yunani, dan kedatangan mereka terus meningkat hingga 766 orang, dua kali lipat lebih pada Selasa dibandingkan hari sebelumnya, kata Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR).

"UNHCR mendesak pihak-pihak dalam perjanjian UE-Turki mengenai pengungsi dan migran, untuk memastikan semua perlindungan hukum siap sebelum pengiriman balik dimulai. Ini dengan mempertimbangkan kesenjangan serius di kedua negara," kata jurubicara UNHCR Melissa Fleming dalam jumpa pers di Jenewa.

UNHCR yang menyebutkan bahwa sembilan dari 10 pengungsi tiba dengan perahu usang lari untuk menyelamatkan nyawa mereka, menyuarakan keprihatinan bahwa Turki akan memulangkan para pengungsi itu secara massal ke Afghanistan, Iran dan Irak dimana mereka akan menghadapi penganiayaan atau kekerasan.

"Di Turki, UNHCR telah meminta akses kepada orang-orang yang dikembalikan dari Yunani, untuk memastikan mereka diuntungkan dari perlindungan internasional efektif dan mencegah risiko refoulement," kata Fleming, menggunakan istilah dalam Konvensi mengenai Pengungsi yang merujuk pada deportasi yang melanggar hukum.

Sementara itu kondisi di Pulau Lesbos dan Samos - dimana tiga orang ditusuk dalam kerusuhan pada Kamis malam - dan di pelabuhan Piraeus dan Idomeni, Athena di perbatasan dengan Makedonia semakin memburuk, katanya.

"Risiko panik dan cidera di lokasi-lokasi ini dan lainnya adalah nyata," kata Fleming.

UE harus memberikan dukungan lebih besar, seperti yang dijanjikan, untuk mendorong sistem suaka Yunani yang buruk, katanya.

"Terbatasnya waktu pendaftaran, batas atas harian jumlah pendaftaran, kurangnya akses sistem Skype untuk pendaftaran yang dibuat oleh Layanan Suaka, saat ini menambah kekhawatiran".

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini