Peternak Sapi Perah Jabar Rindukan Investor Pembibitan

Bisnis.com,04 Apr 2016, 19:09 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana
Sapi Perah/Bisnis

Bisnis.com, BANDUNG--Peternak sapi perah di Jawa Barat meminta pemerintah mendatangkan investor asing untuk memberikan bantuan bibit guna mendongkrak produksi susu.

Ketua Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) Jawa Barat (Jabar) Aun Gunawan mengatakan saat ini populasi sapi perah di kawasan itu masih stagnan akibat penjagalan pada periode 2011-2013.

Dia menyebutkan saat ini populasi sapi perah di KPBS saja hanya mencapai 17.000 ekor. Padahal, idealnya di atas 20.000 ekor.

Dia mengaku, untuk menambah populasi sapi perah dengan cepat maka diperlukan keterlibatan investor asing.

"Investor asing itu bisa menambah populasi sapi perah karena memiliki modal yang tinggi," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (4/4).

Peternak sulit menambah populasi akibat keterbatasan modal membeli bibit sapi perah. Untuk satu ekor bibit sapi perah bisa mencapai Rp25 juta.

"Memang saat ini ada perusahaan swasta yang melakukan investasi di KPBS dari 2009 lalu yang saat ini sapi perahnya mencapai 2.500 ekor. Akan tetapi, jumlah ini belum cukup untuk mengganti populasi akibat penjagalan," ujarnya.

Pihaknya mengaku saat ini sudah mendengar informasi apabila investor asal Selandia Baru tertarik menanamkan modalnya di Indonesia.

Adanya ketertarikan tersebut, ujar dia, bisa memiliki peluang besar bagi peternak dalam negeri menambah populasi sapi perah.

"Pemerintah perlu mendatangkan investor itu untuk berkunjung, agar modalnya bisa diberikan," ujarnya yang juga menjabar Ketua Bidang Usaha dan Pelayanan Gabungan Koperasi Indonesia (GKSI) Jabar.

Dia menambahkan, saat ini produksi susu sapi di KPBS hanya mencapai 120 ton/hari. Kondisi ini sama seperti tahun lalu. "Tidak ada peningkatan, karena populasi sapi juga masih stagnan."

Terkait penjagalan sapi perah menjadi pedaging, Aun mengungkapkan, saat ini masih terjadi. Namun, tidak separah pada periode 2011-2013 lalu yang setiap bulannya bisa mencapai ratusan ekor.

Menurutnya, saat ini peternak lebih memilih menjual sapi perah yang tua untuk dijagal karena sudah tidak produktif lagi memproduksi susu.
Setiap bulan sapi perah tua yang dijual mencapai 50 ekor.

"Kendati sedikit kami masih kesulitan menggantinya sebagai upaya regenerasi bibit akibat berebut dengan wilayah lain seperti Jateng dan Jatim," ujarnya.

Oleh karena itu, apabila investor asing masuk maka populasi sapi perah bisa terjamin bahkan mengalami peningkatan signifikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini