Kuartal I/2016, Perhutani Jateng Realisasikan Penjualan Kayu 7,94%

Bisnis.com,05 Apr 2016, 16:39 WIB
Penulis: Fatia Qanitat
Seseorang melintasi tumpukan kayu. /Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - Perum Perhutani Jawa Tengah baru merealisasikan pendapatan dari penjualan kayu sebesar 7,94% dari target sepanjang tahun atau setara dengan Rp80,8 miliar hingga akhir Maret lalu.

GM Komersial Kayu I Jawa Tengah Priyadi mengatakan jumlah tersebut lebih rendah dari target penjualan kayu yang ditargetkan pada awal tahun ini yang diharapkan bisa mencapai 20% dari target, atau sekitar Rp203,2 miliar.

"Target satu tahun mencapai Rp1,016 triliun. Pada kuartal I tahun ini, kami baru merealisasikan sekitar 7,94%-nya. Hal ini terjadi karena kayu baru belum banyak diproduksi, dan masih menghabiskan persediaan kayu dari tahun lalu," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (5/4/2016).

Untuk mengejar target pada kuartal II/2016 sebesar 50% dari target, pihaknya akan segera memulai produksi kayu. Dengan begitu, harapannya pasar bisa menyerap jumlah yang lebih besar dibandingkan kuartal sebelumnya.

Menurut Priyadi, keberadaan kayu baru menjadi daya tarik tersendiri bagi industri dibandingkan kayu lama. Selain itu, kualitas kayu baru juga dijamin lebih baik dibandingkan dengan kayu lama yang kurang peminat.

Untuk menunjang hal tersebut, sambungnya, Perhutani juga akan terus menyempurnakan sistem aplikasi online yang telah berjalan melalui situs tokoperhutani.com. Jaringan toko online tersebut baru saja diluncurkan pada bulan lalu.

"Masih dijumpai beberapa kendala di sistem online kami, misalnya pabrikan besar yang mau melakukan pembayaran transaksi dalam jumlah besar. Kami usahakan masalah ini bisa segera diselesaikan. Ini merupakan upaya kami meningkatkan pelayanan secara mudah dan aman," paparnya.

Penjualan melalui online berkontribusi sekitar 30% dari total penjualan sepanjang Januari-Maret tahun ini. Ke depan, Perhutani mempersiapkan agar seluruh transaksi penjualan bisa dilakukan melalui situs tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini