ISAAA: Tiga Peluang Kunci Perluasan Tanaman Bioteknologi

Bisnis.com,13 Apr 2016, 14:15 WIB
Penulis: Newswire
Tanaman jagung. /JIBI-Maulana Surya

Bisnis.com, BEIJING - Hari ini, Rabu (13/4/2016) International Service for the Acquisition of Agri-Biotech Applications (ISAAA) merilis laporan tahunan tentang pengadopsian tanaman bioteknologi, yang bertajuk 20th Anniversary of the Global Commercialization of Biotech Crops (1996-2015) and Biotech Crop Highlights in 2015.

ISAAA telah mengidentifikasikan tiga peluang kunci untuk mewujudkan pertumbuhan penggunaan tanaman bioteknologi secara berkelanjutan.

Pertama, tingginya tingkat penggunaan (90-100%) di beberapa negara bioteknologi terbesar saat ini malah berpotensi memperkecil kemungkinkan untuk ekspansi lebih jauh ke depannya.

Meskipun begitu, terdapat potensi ekspansi yang sungguh besar di beberapa negara "baru" untuk sejumlah produk, seperti jagung bioteknologi, yang berpotensi ekspansi lahan hingga 100 juta hektar lahan di seluruh dunia - 60 juta hektar di Asia, 35 juta di antaranya di China saja, luas 35 juta hektar di Afrika.

Kedua, lebih dari 85 produk baru yang potensial kini sedang dalam tahap ujicoba; termasuk jagung bioteknologi yang toleran terhadap kekeringan dari proyek WEMA (Water Efficient Maize for Africa) yang diperkirakan akan diluncurkan di Afrika pada 2017, Golden Rice di Asia, dan pisang yang difortifikasi dan kacang tunggak anti hama di Afrika.

Ketiga, CRISPR (Clustered Regularly Interspersed Short Palindromic Repeats), teknologi perekayasaan genom canggih terbaru, memiliki sejumlah keunggulan signifikan yang komparatif pada tanaman yang konvensional dan dimodifikasi secara genetik di empat sektor: presisi, kecepatan, biaya, dan regulasi.

Bila digabungkan dengan berbagai keunggulan lain di dalam sains tanaman, CRISPR dapat meningkatkan produktivitas tanaman pada mode "intensifikasi berkesinambungan" terhadap 1,5 miliar hektar lahan garapan di seluruh dunia, dan memberikan kontribusi yang vital terhadap ketahanan pangan dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini