Impor Bahan Baku Bakal Membaik pada Kuartal II Tahun Ini

Bisnis.com,16 Apr 2016, 07:55 WIB
Penulis: Fauzul Muna

Bisnis.com, JAKARTA--Impor bahan baku/pendukung diprediksi meningkat pada kuartal II/2016 setelah mengelami penurunan pada kuartal pertama tahun ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan nilai surplus pada neraca perdagangan baik Maret maupun akumulasi kuartal I/2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun, surplus perdagangan baik Maret maupun kuartal I/2016 anjlok masing-masing 51,96% dan 29% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Surplus perdagangan Maret 2016 juga turun 57% dibandingkan Februari 2016 dari US$1,14 miliar menjadi US$0,49 miliar.

Dari sisi penggunaan barang, hanya impor barang konsumsi saja yang mengalami kenaikan signifikan 23,74% sepanjang kuartal I/2016 (year on year/yoy). Sementara impor bahan baku/penolong dan barang modal menurun 15,21% dan  18,21%.

Kepala Ekonomi PT Bank Central Asia Tbk David Sumual optimistis impor bahan baku dan barang modal bakal meningkat pada kuartal II/2016. Perbaikan dimulai dari belanja pemerintah yang meningkat. Disusul investasi sektor swasta yang mulai bergerak.

Kebijakan bank sentral melonggarkan kebijakan moneter melalui penurunan suku bunga sedikit banyak menjadi faktor pendorong peningkatan ini. Sektor properti menjadi salah satu sektor yang bakal terpengaruh positif.

“Ketika suku bunga sudah di bawah, [investasi] mulai bergerak,” tuturnya kepada Bisnis.com, Jumat (15/4/2016).

Sementara itu, Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede membenarkan menurunnya impor bahan baku mengindikasikan belanja modal pada awal tahun ini sedikit menurun. Namun, dia menilai kondisi ini hanya bersifat musiman.

“Kami perkirakan impor bahan baku dan barang modal meningkat akhir tahun ini seiring dengan kenaikan belanja pemerintah,” ungkapnya.

Total realisasi belanja kementerian/lembaga pada triwulan I/2016 tercatat Rp82,7 triliun atau 10,6% dari total pagu belanja K/L dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2016 yang mencapai Rp784,13 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Rustam Agus
Terkini