Jokowi ke Belgia, Liberalisasi Dagang dengan UE Dinego Lagi

Bisnis.com,21 Apr 2016, 17:35 WIB
Penulis: Lukas Hendra TM
Aktivitas bongkar muat petikemas di terminal petikemas Jakarta International Cointainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (23/3/2015)./Antara-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA - Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Belgia dimanfaatkan untuk melakukan negosiasi sejumlah skema perdagangan antara Indonesia dengan Uni Eropa dan menyatakan kesiapan untuk melakukan negosiasi CEPA.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang memiliki Partnership and Cooperation Agreement (PCA) dengan Uni Eropa.

"Indonesia menyampaikan bahwa Indonesia siap untuk melakukan negosiasi dalam konteks CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement). Ini merupakan signal yang kuat yang dikirim oleh Indonesia ke dunia internasional mengenai competitiveness dan ekonomi Indonesia yang terbuka," katanya seperti dikutip dari keterangan resmi Biro Pers Istana Kepresidenan, Kamis (21/4/2016).

Retno mengatakan dalam sejarah perdagangan Indonesia selalu dalam posisi surplus dengan Eropa sehingga dengan skema CEPA ini diharapkan perdagangan akan semakin meningkat dan menguntungkan kedua belah pihak.

Selain CEPA, hal lain yang dibahas bersama Uni Eropa adalah mengenai masalah Forest Law Enforcement Governance and Trade (FLEGT). Hal ini adalah suatu upaya agar produk kayu dari Indonesia semuanya dapat memperoleh lisensi. "Indonesia sekarang menunggu Uni Eropa secara penuh mengimplementasikan FLEGT license," ujar Retno menambahkan.

Permasalahan di luar skema ekonomi yaitu mengenai toleransi juga dibahas oleh Presiden Jokowi dan Petinggi Uni Eropa. Menlu Retno mengatakan, harapan dunia sangat besar kepada Indonesia, Indonesia merupakan suatu verminan dimana Islam, demokrasi, toleransi itu bisa berkembang dengan baik.

"Sekarang di mana-mana Indonesia diminta pendapatnya, didengar pendapatnya bagaimana mengembangkan masyarakat yang majemuk, yang toleran. Pada saat yang sama kita memiliki jumlah penduduk muslim yang besar, stabilitas politik yang terjaga, dan pertumbuhan ekonomi yang terjaga," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini