Kita pikir memulai bisnis itu ada 2 persoalan
1. Modalnya berapa ratus juta
2. Bagaimana caranya kita mengatur kekuasaan setelah lepas dari jabatan di kantor
Kalau saya, memulai bisnis jangan terlalu banyak investasi modal. Kenapa? Ini sekaligus menjawab pertanyaan kedua.
Memulai bisnis ibarat menanam pohon, harus dimulai dari bibit. Di rumah saya ada pohon trembesi, malahan di rumah lama, pohon trembesi sudah tinggi 8 meter. Kalau ditanya kok bisa pohonnya tinggi dan rindang? Ya dulu ditanamnya juga berupa bibit 50 cm.
Memulai bis.nis jangan cari yang terbaik. Jangan gunakan negosiasi.
Misalnya, saya cari kantor, berapa biayanya? Kalau saya Rp1,5 juta karena nebeng di kantor teman. Masih banyak sewa ruangan kantor bayar Rp1,5 juta karena dihitung sewa per jam.
Mencari karyawan, saya cari-cari kemana-mana tidak dapat. Eh kemarin ada security sowan minta bantuan, saya suruh cari admin untuk saya, langsung beres.
Kenapa kita sulit bergerak, mencari peluang susah, mencari karyawan susah, mencari outsourcing susah. Padahal di balik semuanya ini, begitu banyak orang cari lowongan. Di mana missing link nya? Itu ibarat wifi atau bluetooth, harus lewat Rahmat, Ampunan.
Memulai bisnis jangan cari yang terbaik. Jangan gunakan negosiasi. Tapi gunakan Rahmat, mercy, ampunan, pertolongan. Kalau ada orang sowan mohon bantuan, itulah saatnya kita suruh dia.
Bagaimana caranya kita mengatur kekuasaan setelah lepas dari jabatan di kantor? Jangan harap kita mantan direktur bisa menyuruh~nyuruh.
Kita harus mendasarkan setiap langkah kita berdasarkan Mercy, Ampunan. Bila belum pernah ada orang datang sowan ke rumah mohon bantuan anda, maka kekuasaan anda nol. berlaku hukum emang gua pikirin.
Dasar langkah kita itu ada 3 syarat:
1. Damai
2. Rahmat, ampunan
3. Berkat, direstui
Penulis
Goenardjoadi Goenawan
Konsultan dan motivator tentang paradigma baru tentang uang. Penulis 10 buku manajemen, termasuk "Rahasia Kaya, Jangan Cintai Uang", "Money Intelligent: Rahasia Kaya, Mulai Berbisnis" yang baru terbit. goenardjoadi @ gmail.com
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel