DEFLASI SUMUT: Sibolga Tertinggi, Medan Kedua

Bisnis.com,02 Mei 2016, 12:31 WIB
Penulis: Febriany Dian Aritya Putri
Cabai merah/Ilustrasi-Bisnis

Bisnis.com, MEDAN- Pada bulan lalu Sumatra Utara mengalami deflasi 1,16%. Deflasi terjadi karena terjadi penurunan harga terutama pada kelompok bahan makanan 3,65% dengan andil deflasi 0,92%.

Kepala BPS Sumut Wien Kusdiatmono menjelaskan, keempat kota indeks harga konsumen (IHK) di Sumut mengalami deflasi.

"Deflasi tertinggi terjadi di Sibolga 1,79%, diikuti Medan 1,22%, Padang Sidempuan 1,16%, dan Pematang Siantar 0,66%," paparnya, Senin (2/5/2016).

Selain menjadi yang tertinggi di Sumatra, deflasi di Sibolga juga menjadi yang tertinggi di Indonesia. Di Sumatra, inflasi terendah terjadi di Bungo 0,12%.

Deflasi pada bulan lalu juga mengakibatkan inflasi year on year Sumut 4,98%.

Lebih lanjut, Wien menyebutkan, deflasi yang terjadi di Medan, terutama terjadi akibat penurunan harga cabai merah 23,95%. Selain itu, harga daging ayam juga turun 12,86%, ikan dencis 8,64%, tongkol 8,45%, gembung 8,34% dan bensin 7,04%.

"Sementara itu, beberapa komoditas yang mengalami peningkatan di antaranya bawang merah, angkutan udara, daun singkong, emas perhiasan, dan sewa rumah," tambah Wien.

Bawang merah di Medan, tercatat masih mengalami kenaikan harga pada bulan lalu dengan andil inflasi 0,07%, diikuti angkutan udara 0,04%, daun singkong, sabun cuci batangan dan emas perhiasan 0,02%. Di daerah lainnya, bawang merah juga masih menjadi pemicu inflasi.

Adapun, deflasi yang terjadi pada April 2016 juga melampaui prediksi Bank Indonesia Wilayah Sumut. Sebelumnya, BI Sumut memproyeksikan deflasi pada bulan lalu pada kisaran 0,3%—0,5%.

Kepala Tim Advisoring Kantor Bank Indonesia Sumatra Utara Dadal Anggoro menyebutkan, deflasi terjadi akibat peningkatan produksi terutama cabai merah.

Kendati demikian, Dadal mengatakan BI bersama pemerintah daerah masih perlu bekerja keras mengendalikan inflasi, khususnya untuk komoditas bahan makanan. Pada kuartal I/2016, Sumut mengalami inflasi cukup tinggi, bahkan di atas rerata nasional yakni 2%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini