MORATORIUM SAWIT: Produktivitas Industri Perlu Ditingkatkan

Bisnis.com,02 Mei 2016, 01:01 WIB
Penulis: Nindya Aldila
Lahan perkebunan kelapa sawit./Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Adanya moratorium lahan sawit dikhawatirkan akan menurunkan produktivitas minyak sawit mentah/CPO. Dalam hal ini, Kementerian Perindustrian akan mendukung program replanting agar meningkatkan produktivitas.

Dirjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto mengatakan dengan adanya moratorium sawit akan memengaruhi produktivitas industri. Maka menurutnya, produktivitas CPO harus ditingkatkan agar bahan baku yang tersedia masih mencukupi kebutuhan industri.

Asal nanti diikuti dengan produktivitas yang meningkat, saya kira bahan baku masih aman. Contohnya dengan melakukan replanting dan pembibitan agar tidak boros lahan, tapi produktivitas tinggi, katanya kepada Bisnis, Jumat (29/4/2016).

Apalagi saat ini ada Badan Pengelolaan Dana Perkebunan (BPDB), lanjutnya, yang sudah menyiapkan anggaran untuk program penanaman kembali. Saat ini lahan kelapa sawit yang tersedia mencapai 10 juta hektare, sedangkan produksinya masih 3 ton per hektare. Menurutnya, petani kelapa sawit harus bisa didorong untuk memproduksi sekitar 5 ton per hektare, sehingga tidak perlu perluasan.

Di saat yang sama, Wali Kota Langsa, Aceh Usman Abdullah menyambangi kantor Kementerian Perindustrian untuk menyampaikan saat ini sudah ada 16 pabrik CPO maka dia mengajukan bantuan untuk pembangunan pabrik minyak goreng di kotanya.

"Kami sudah sampaikan ke Menteri Perindustrian. Jadi terserah saja karena itu kan tergantung dengan anggaran keuangan APBN. Mungkin saat ini belum ada anggaran untuk itu," katanya.

Dia mengatakan kapasitas masing-masing pabrik 6.000 ton, maka menurutnya Langsa menjadi wilayah yang berpotensi untuk pembangunan pabrik minyak goreng sawit. Guna mendukung proyek tersebut, pihaknya sudah menyiapkan lahan seluas 200 hektare lebih untuk pembangunan pabrik.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini