Jelang Ramadan, BBPOM Bandung Kian Intensif Awasi Obat & Makanan

Bisnis.com,09 Mei 2016, 18:20 WIB
Penulis: Adi Ginanjar Maulana
Sidak makanan dan minuman kedaluwarsa/Antara

Bisnis.com, BANDUNG - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Bandung mengintensifkan pengawasan obat dan makanan jelang Ramadan dan Idulfitri di daerah tersebut .

Kepala BBPOM Bandung Abdul Rahim mengatakan jelang Ramadan dan Idulfitri kali ini pihaknya lebih mengintensifkan pengawasan terhadap makanan yang tidak memiliki izin edar.

Hal tersebut dilakukan mengingat tren pada Ramadan hingga Idulfitiri tahun lalu makanan yang tidak memiliki izin edar banyak ditemukan di lapangan. "Ini menjadi fokus kami pada momen Ramadan hingga Idulfitri nanti," ujarnya kepada Bisnis.com, Senin (9/5/2016).

Rahim mengaku akan menyasar distributor makanan sebagai langkah antisipasi penyebaran makanan tidak memiliki izin edar ke tingkat konsumen.

Dia beralasan, pengawasan di tingkat hulu atau distributor akan lebih mudah karena apabila ditemukan makanan yang tidak memiliki izin edar bisa ditindak langsung. "Jadi di hilir bisa diminimalisir kalau di hulu-nya sudah dilakukan pengawasan secara ketat," katanya.

Dia menjelaskan label produk makanan harus jujur, berisi nama produk, alamat, izin produksi, serta masa kadaluarsa. Untuk izin produksi jika produk rumah tangga harus mencantumkan produk industri rumah tangga (IRT) dan produk pabrikan besar mencantumkan kode MD yang dikeluarkan BPOM.

Di samping itu, pihaknya akan mengawasi makanan di sejumlah pasar tradisional. Pasalnya, makanan yang menggunakan bahan seperti formalin di pasar tradisional disinyalir masih banyak beredar.

Pihaknya akan melakukan mengambil sampel dagangan dan melakukan tes di laboratorium. "Formalin sangat berbahaya karena bisa menyebabkan penyakit ginjal dan kanker," ujarnya.

Dia juga meminta para pedagang meminta peran aktifnya agar memastikan dagangan mereka bebas dari formalin sehingga sehat dikonsumsi masyarakat. "Kami juga minta masyarakat selektif untuk memilih makanan dengan meneliti dengan detail," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini