HARGA BAWANG MERAH: Bupati Nganjuk Sebut Soal Aktivitas Impor

Bisnis.com,10 Mei 2016, 11:29 WIB
Penulis: Sri Mas Sari
Harga bawang merah melemah/Bisnis-Sunaryo Haryo Bayu
Bisnis.com, NGANJUK- Bupati Nganjuk Taufiqurrahman pasrah saja saat ditanya tentang upaya Pemkab mencegah harga bawang merah jatuh lagi. 
 
Tak ada jawaban yang mengarah pada langkah konkret untuk menciptakan stabilitas harga komoditas bumbu-bumbuan itu. Menurutnya, naik-turun harga bawang merah semata-mata mengikuti hukum penawaran dan permintaan. 
 
Harga bawang merah di Nganjuk sempat jatuh ke posisi Rp4.000 per kg saat puncak panen raya Agustus tahun lalu. Petani berunjuk rasa di depan Gedung DPRD sembari membuang berton-ton bawang merah ke jalanan. 
 
"Harga Rp20.000-Rp25.000 (per kg) sekarang saja sudah ribut begini. Tapi kalau Rp4.000 (per kg), nanti dari petani seperti itu (dirugikan). Harapan saya memang pengambil kebijakan, bupati, dinas, harus memahami, menindaklanjuti supaya harga tidak jatuh. Ini hukum penawaran dan permintaan," katanya kepada Bisnis.
 
Taufiq pun tak memberi jawaban gamblang soal kemungkinan pembangunan gudang penyimpanan untuk mengendalikan pasokan agar harga bawang merah tidak anjlok saat produksi melimpah. Dia melimpahkan urusan pengaturan harga dan tata niaga kepada pemerintah pusat. 
 
"Bukan kami menolak resi gudang atau apa. (Ini) tidak nyukupilah. Ini sudah ada maqam-nya. Ada petani, ada pedagang. Dalam kehidupan kita seperti itu. Enggak ada yang namanya petani terus jadi pedagang. Nanti yang bertani siapa?" ujarnya. 
 
Dia hanya meminta agar pemerintah pusat tidak membuka kran impor bawang merah sekarang karenaa mendekati musim panen. Dalam hitungannya, setidaknya dua pekan lagi Nganjuk akan panen bawang merah. Dengan demikian, harga bawang merah yang saat ini berkisar Rp30.000-Rp34.000 per kg di pasar grosir akan turun. 
 
Nganjuk merupakan produsen bawang merah terbesar kedua di Indonesia setelah Brebes yang memasok 15% produksi nasional. Tahun ini, Bumi Anjuk Ladang diperkirakan memproduksi 164.648 ton dari luas tanam 11.700 hektare. Panen kecil-kecilan diperkirakan mulai terjadi Mei sebanyak 4.841,5 ton, lalu melampaui 10.000 ton mulai Juni dan mencapai puncak pada Agustus sebanyak 41.072 ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini