Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Permata Tbk. mencatatkan pertumbuhan dana kelolaan wealth management sebesar 38% pada triwulan I 2016. Pertumbuhan tersebut berkontribusi besar dalam peningkatan pendapatan berbasis biaya (fee based income/FBI) bank ber-sticker BNLI ini.
Direktur Retail Banking BNLI Bianto Surodjo mengatakan, posisi dana kelolaan per Maret 2016 sebesar Rp10 triliun. Pihaknya menargetkan pada akhir tahun ini dana kelolaan bisa meningkat hingga mencapai Rp12--Rp13 triliun.
Untuk menarik minat nasabah, BNLI rutin mengeluarkan produk-produk baru yang dikombinasikan dari tiga produk utama wealth management mereka yakni bancassurance, obligasi dan reksadana.
"Produknya dikombinasikan mulai dari bancassurance, obligasi dan reksadana. Jumlahnya cukup berimbang. Bancassurance sedikit lebih banyak dari obligasi," katanya di Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Bianto melihat dalam beberapa tahun terakhir ini terdapat kecenderungan peningkatan dalam apetite berinvestasi dibandingkan hanya sekadar menyimpan dana di produk konvensional. Selain imbal hasil yang lebih baik, hal ini juga didorong oleh tumbuhnya kelas menengah yang memiliki pengetahuan dan akses lebih luas terhadap investasi.
Saat ini total nasabah prioritas BNLI mencapai 40.000 orang. Untuk menjadi nasabah prioritas minimal dana yang dimiliki sebesar Rp500 juta. Bianto menargetkan jumlah nasabah bisa meningkat paling sedikit 10% per tahun.
Untuk menjaring nasabah, BNLI rutin memonitor nasabah lama yang akumulasi kekayaannya meningkat. Bila dinilai cukup prospektif untuk masuk dalam kategori nasabah prioritas, maka akan ditawarkan produk yang lebih banyak. Selain itu BNLI juga secara rutin menggelar event-event yang bisa meningkatkan kesadaran calon nasabah.
Pendapatan berbasis biaya BNLI naik menjadi Rp2,05 triliun dari Rp1,71 triliun atau mneingkat 20% secara year on year (y-o-y) terutama didorong oleh kinerja transaction banking dan e-channel, wealth management serta kegiatan treasury.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel