Tiga Kunci Sukses Pelaku Ekonomi Syariah

Bisnis.com,13 Mei 2016, 13:50 WIB
Penulis: Newswire
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Hendar. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Hendar menyampaikan tiga hal yang perlu diadopsi dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) syariah.

Hal tersebut, dia sampaikan dalam seminar bertajuk Mencetak Sumber Daya Manusia yang Kompetitif bagi Pemberdayaan Ekonomi atas kerja sama BI dengan Islamic Research and Training Institute-Islamic Development Bank (IRTI-IDB) di Jakarta, Jumat (13/5/2016).

Pertama adalah link and match. "Pengajaran ekonomi syariah harus dapat menyediakan materi pengajaran yang relevan dengan tantangan terkini agar siap bersaing dan dapat memenuhi kebutuhan pasar," kata Hendar

Kedua, program pengembangan berbasis teknologi. Saat ini adalah era teknologi digital. Di bidang teknologi keuangan, banyak "start-up" yang menyediakan jasa keuangan dengan biaya yang lebih murah dan persyaratan yang lebih mudah.

Menurutnya, sebagian start-up juga mulai menggunakan keuangan syariah sebagai modal bisnisnya sehingga lulusan ekonomi syariah perlu menguasai pengetahuan teknologi secara masif.

Ketiga, menetapkan platform yang kokoh untuk kerja sama antar institusi pendidikan baik secara global maupun domestik. Dengan dukungan teknologi, kerja sama antara pihak yang berbeda dapat dilakukan dengan lebih mudah," ucap Hendar.

Ia menambahkan seminar ini diharapkan dapat mencapai beberapa hal.

  1. Menjadi kegiatan tahunan yang menyediakan forum untuk merangsang diskusi tentang daya saing SDM.
  2. Memberikan akses informasi khusus kepada peserta sekaligus mendorong diskusi mendalam tentang berbagai isu SDM, termasuk peran pendidikan tinggi nasional dan Islam serta industri keuangan syariah.
  3. Pengumpulan dan penyebarluasan bukti nyata yang terpercaya tentang kebijakan penting di bidang pengembangan SDM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini