Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia melaporkan utang luar negeri Indonesia pada akhir kuartal I/2016 tercatat tumbuh 5,7% menjadi US$316,0 miliar.
Nilai itu relatif stabil dibandingkan dengan pertumbuhan utang luar negeri pada akhir kuartal IV/2015.
Perkembangan nilai utang itu mengukuhkan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal I/2016 sebesar 36,5% atau meningkatdari kuartal sebelumnya sebesar 36,0%.
Utang luar negeri masih didominasi oleh utang jangka panjang yang naik 7,9% year-on-year mencapai US$277,9 miliar atau 87,9% dari total pinjaman. Pertumbuhan utang jangka panjang lebih lambat dibandingkan kuartal IV/2015 yang tumbuh 9,2%.
Sementara itu, utang jangka pendek juga tercatat melambat dibandingkan kuartal sebelumnya. Utang jangka pendek tercatat US$38,1 miliar atau turun 8,4%. Kemampuan cadangan devisa untuk menutupi kewajiban jangka pendek dinilai BI masih membaik.
Hal itu tercermin pada rasio utang jangka pendek terhadap cadangan devisa yang turun menjadi 35,5% pada kuartal I/2016 menjadi 36,7% pada kuartal IV/2015.
Utang luar negeri juga masih didominasi oleh utang sektor swasta yang pada kuartal I/2016 tercatat US$164,7 miliar atau turun 1% dari kuartal sebelumnya yang tumbuh 2,3%. Utang luar negeri pada sektor publik meningkat 14,0% menjadi US$151,3 miliar.
Pada sektor swasta, posisi utang pada akhir kuartal I/2016 terutama terkonsentrasi di sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, serta listrik, gas dan air bersih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel