Bank Syariah Mandiri (BSM) Atur Strategi Perkuat Pasar Ritel

Bisnis.com,24 Mei 2016, 15:03 WIB
Penulis: Dinda Wulandari
Bank Syariah Mandiri. /Bisnis.com

Bisnis.com, KUALA LUMPUR - Bank Syariah Mandiri atau BSM fokus menggarap sektor ritel baik untuk bisnis pembiayaan maupun penghimpunan dana seiring dengan potensi pasar dan strategi yang disiapkan perusahaan hingga 5 tahun mendatang.

Direktur Keuangan dan Direktorat Strategi BSM Agus Dwi Handaya mengatakan komposisi pembiayaan sektor ritel sebanyak 46% sementara sisanya berada  di sektor korporasi.

"Memang ada yang menggarap korporasi tetapi untuk sektor itu kami masih join financing atau club deal dengan Bank Mandiri," ujarnya seusai menerima penghargaan the Best Retail Banking Indonesia dan dua kategori lain dalam The Asset Awards 2016 Luncheon, di Kuala Lumpur, Selasa (24/5/2016).

Dia mengemukakan nantinya porsi pembiayaan itu dipatok berubah menjadi untuk ritel 65% dan korporasi 35% pada lima tahun mendatang. Peningkatan bisnis di sektor ritel itu, lanjut Agus, juga sesuai corporate plan BSM selama 2016--2020.

Oleh karena itu, untuk memperkuat usaha pihaknya mengandalkan sejumlah produk unggulan di segmen ritel, seperti gadai dan cicil emas, pembiayaan pensiun dan pembiayaan BSM griya.

"Penjualan produk tersebut, di tengah perekonomian yang masih lambat pada 2015 dan awal 2016 menunjukkan kinerja yang cukup baik," katanya.

Secara umum, pembiayaan BSM per Maret 2016 sebesar Rp50,77 triilun, meningkat dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar Rp48,8 triliun.

Gadai dan cicil emas sebagai salah satu produk unggulan BSM mencatatkan kinerja yang sangat signifikan.

Per Maret 2016 outstanding pembiayaan gadai BSM mencapai Rp1,37 triliun atau naik 16,32% dibandingkan periode Maret 2015 sebesar Rp1,18 triliun.

Adapun cicil emas BSM pada Maret Rp296 miliar atau naik sekitar 51%  dibandingkan posisi Maret 2015 yang sebesar Rp196 miliar. "Di antara pembiayaan tersebut, BSM Griya masih mencatatkan pertumbuhan yang baik," ujarnya.

Agus menerangkan pembiayaan  Griya BSM per Maret 2016 mencapai Rp9,2 triliun naik dibanding periode Maret 2015 yang sebesar Rp9,04 triliun. Perseroan menyasar pembiayaan rumah dengan kisaran harga Rp500--Rp750 juta.

Dia melanjutkan strategi fokus pada segmen ritel dilakukan melihat segmen ekonomi Indonesia yang mayoritas di segmen mikro, kecil dan menengah dan potensi dari populasi penduduk Islam di Indonesia yang mencapai 90%.

Kinerja perusahaan di sektor ritel juga telah diapresiasi dengan penghargaan yang diperoleh, seperti the Best Islamic Retail Bank 2016 dari The Asset, BSM juga memperoleh penghargaan The Best Islamic trade finance dan The Best Islamic Bank of Indonesia.


Perkuat Tabungan

Dari sisi DPK, perusahaan sangat mengandalkan tabungan di segmen ritel yang mana penghimpunan ya diklaim terbanyak dibanding perbankan syariah nasional lainnya. "Kami memperkuat basis tabungan. Saat ini jumlah nasabah tabungan di BSM mencapai lebih dari 6,4 juta," ujarnya.

Tabungan yang merupakan mesin likuiditas BSM senantiasa tumbuh positif per Maret 2016 yang mana mencapai Rp24,26 triliun. Jumlah itu meningkat 10,28% dibandingkan kinerja tabungan BSM per Maret 2015 sebesar Rp22 triliun.

Perseroan juga masih menguasai pangsa pasar tabungan haji regular sebesar 29%. Jumlah penabung haji regular di BSM per Maret 2016 mencapai di atas 1 juta penabung.

"Adapun untuk haji khusus, market share BSM 32,53% dengan jumlah penabung sekitar 80.000 calon jamaah haji khusus," katanya.

Agus mengemukakan kuatnya produk tabungan itu tidak terlepas dari dukungan jaringan dan layanan yang diberikan perusahaan. "Kami punya support cabang sampai 800 outlet, jaringan ATM sekitar 1.000 unit juga koneksi dengan ATM Bank Mandiri," katanya.

Secara sebaran, saat ini pihaknya masih merambah pasar di Jawa. Namun demikian perseroan juga mulai menyusun langkah untuk "bergeser" ke pulau lain, seperti Sumatra dan Kalimantan.

Kondisi itu terlihat dari penambahan jumlah kantor wilayah di Palembang dan Banjarmasin baru-baru ini.

Bank Syariah Mandiri per Maret 2016 merupakan bank syariah satu-satunya yang sudah bisa masuk ke BUKU III dengan modal inti Rp5,423 triliun.

Setelah upaya konsolidasi memokuskan pada recovery sepanjang tahun 2015, pada Maret 2016 BSM membukukan laba Rp75,72 miliar atau naik dibandingkan laba per Maret 2015 yang sebesar Rp51,63 miliar.

Dari sisi permodalan BSM masih cukup kuat dengan posisi capital to adequate ratio per Maret 2016 sebesar 13,39%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Fatkhul Maskur
Terkini