Bisnis.com, SINGAPURA/TOKYO - Para ahli menilai pelaku pencurian senilai jutaan dolar dari beberapa ATM di Jepang yang dilakukan hanya dalam waktu tiga jam kemungkinan memilih negara tersebut karena bank menganggap motif pencurian sejenis sebagai tindak penipuan berisiko rendah.
Geng pencuri menggunakan kartu palsu untuk menarik dana senilai 1.4 miliar yen (US$13 juta) dalam 14.000 transaksi dari ATM-ATM yang berlokasi di toko-toko 7-Eleven dalam waktu tiga jam.
Kebanyakan ATM yang ditempatkan di toko-toko 7-Eleven merupakan milik Seven Bank, Perusahaan Perbankan Jepang yang sebagian sahamnya dimiliki Seven & Holdings yang menjalankan operasi jaringan toko tersebut di Jepang.
Bank tersebut juga merupakan satu dari dua bank yang mengizinkan penarikan uang menggunakan kartu bank dari negara lain.
“Mereka sangat pintar karena memilih Jepang. Mereka menemukan jaringan ATM dengan tingkat perlindungan rendah di negara yang tingkat risikonya rendah dengan menebak bahwa perangkat lunak yang berfungsi untuk menganalisis penipuan tidak akan memblokir transaksi secara otomatis ” ujar seorang konsultan keamanan perbankan yang tidak ingin disebut namanya seperti dikutip dari Reuters, Selasa (24/5/2016).
Standard Bank dari Afrika Selatan pada Senin (23/5/2016) mengklaim bahwa pihaknya merugi dan telah memperingatkan otoritas setempat. Total kerugian yang diderita bank tersebut, bukan nasabahnya, mencapai 300 juta rand (US$19 juta).
Sementara itu, Seven Bank mengatakan pihaknya bersedia bekerja sama dengan polisi, regulator perbankan Jepang dan Otoritas Jasa Keuangan setempat.
Seven memiliki kira-kira 22.000 ATM di Jepang. Japan Post Bank juga mengizinkan penarikan menggunakan kartu luar negeri. Namun, hanya 540 dari 27.000 atm nya yang beroperasi 24 jam per hari.
Berdasarkan laporan media Jepang penarikan uang dilakukan pada 15 Mei di ATM yang tersebar di Tokyo dan 16 perfektura di pulau Honshu dan Kyushu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel