BNI: Industri Kelapa Sawit Masih Prospektif

Bisnis.com,26 Mei 2016, 19:39 WIB
Penulis: Annisa Sulistyo Rini
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. menilai kredit ke sektor industri kelapa sawit masih prospektif.

Direktur Business Banking I BNI Herry Sidharta mengatakan kendati tahun kemarin harga minyak kelapa sawit sempat turun, hal itu terkompensasi dengan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang menyentuh level Rp14.000.

"Apalagi, saat ini tahun tanamnya sudah masuk usia produktif," katanya kepada Bisnis.com, Kamis (26/5/2016).

Herry menyebutkan untuk segmen korporasi, kredit ke sektor industri kelapa sawit memiliki porsi sebesar 16% dari total kredit yang disalurkan dengan nilai Rp25 triliun atau 8% dari total kredit perseroan.

Sepanjang 3 bulan pertama tahun ini, pinjaman ke industri kelapa sawit tumbuh sebesar 28% y-o-y dari Rp19,6 triliun menjadi Rp25 triliun.

Dari kualitas pembiayaan, sektor ini juga masih bagus. Herry menyebutkan saat ini kredit ke industri kelapa sawit semuanya berada dalam kategori kolektibilitas I.

Emiten dengan kode saham BBNI ini paling banyak menyalurkan pembiayaan on farm, dari proses budi daya, menanam, memupuk, hingga memanen.

Untuk kuartal I/2016, bank dengan logo angka 46 ini mencatatkan outstanding kredit korporasi senilai Rp155,1 triliun.

Sebelumnya, Direktur Kelembagaan dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kuswiyoto mengatakan perseroan tetap menyalurkan kredit ke industri kelapa sawit mengingat kebutuhan akan minyak kelapa sawit dunia begitu besar.

"Tahun lalu memang sawit agak turun, sekarang kan udah naik dari sekitar US$500 per metrik ton menjadi sekitar US$700 per metrik ton. Itu sudah cukup aman," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini