G7 SUMMIT: Antara Nuklir, Ekonomi Global dan Kesejahteraan Asia

Bisnis.com,27 Mei 2016, 13:57 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
Peserta pertemuan G7, kiri ke kanan: Sekjen OECD Jose Angel Gurria, Managing Director IMF Christine Lagarde, Presiden Laos Bounnhang Vorachit, Presiden Uni Eropa Donald Tusk, PM PNG Peter O'Neill, PM Italia Matteo Renzi, Presiden Sri Lanka Maithripala Sirisena, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Chad Idriss Deby, PM Jepang Shinzo Abe, Presiden Prancis Francois Hollande, Presiden Indonesian Joko Widodo, PM Inggris David Cameron, PM Bangladesh Sheikh Hasina, PM Kanada Justin Trudeau, PM Vietnam Ng

Kabar24. com, ISE-SHIMA - Pertemuan negara-negara kelompok G7 pada G7 Ishe-Shima Summit 2016 memperlihatkan beragam topik kepentingan yang berbeda.

Amerika Serikat tampil dengan kepentingan geopolitiknya dan membawa isu nuklir Korut sebagai upaya mengundang solidaritas.

Sementara itu, Jerman yang kini menjadi negara penting di Eropa mengumandangkan soal perekonomian global, dan boleh jadi juga soal kesatuan Uni Eropa yang terancam isu Brexit alias Inggris keluar dari Uni Eropa.

Dunia tentu masih menantikan isu atau topik apa lagi yang akan dibicarakan.

Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan bahwa ambisi nuklir Korea Utara merupakan tantangan jangka menengah yang serius.

Dia juga mengatakan bahwa baik China dan negara-negara lain telah melihat perkembangan seputar isu Korea Utara tersebut.

 “Isu ini merupakan topik yang dikemukakan dalam pembicaraan dan negosiasi dengan China,” kata Obama seperti dikutip Reuters, Kamis (26/5/2016).

Dia mengungkapkan respons yang diberikan oleh negara-negara di sekitar China terkait isu nuklir ini dipercaya mampu mengurangi potensi kemungkinan terjadinya penjualan senjata dan material misil oleh Korea Utara ke negara lain.

Obama berbicara pada hari pertama Konferensi negara-negara G7di Ise-Shima, Jepang. Dia mengatakan para pemimpin negara-negara anggota G7 juga telah mendiskusikan perlunya mempertahankan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat.

Dalam Konferensi yang sama, Kanselir Jerman Angela Merkel juga angkat bicara mengenai ekonomi global yang tetap berisiko kendati adanya sinyal pertumbuhan yang stabil. Dia mengatakan rendahnya harga komoditas menjadi momok bagi banyak negara.

 “Perekonomian dunia menunjukkan tanda-tanda kestabilan tetapi risiko tetap ada,” katanya.

 Hari ini, Jumat (27/5/2016) adalah hari kedua pertemuan G7. Giliran Presiden RI Joko Widodo  yang akan berbicara tentang isu stabilitas dan kesejahteraan di Asia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini