Serapan Gabah Kering Bulog dari Petani Sulselbar Capai 49,5%

Bisnis.com,30 Mei 2016, 18:34 WIB
Penulis: Nenden Sekar Arum
Petani membersihkan gabah/Antara

Bisnis.com, MAKASSAR - Bulog Divisi Regional Sulawesi Selatan dan Barat telah menyerap sekitar 495.000 ton gabah kering petani, atau setara 188.000 ton beras. Realisasi tersebut telah mencapai 49,5% dari total target sebanyak 1 juta ton GKP sepanjang tahun ini.

Kepala Bulog Divisi Regional Sulselbar Abdul Muis memaparkan panen pada April-Mei 2016 membuat penyerapan GKP meningkat hingga 400.000 ton, dari realisasi pada akhir Maret yang hanya sekitar 30.000 ton.

"Daerah penghasil padi tertinggi yakni Sidrap dan Parepare dengan penyerapan GKP di atas 100.000 ton," paparnya kepada Bisnis, Senin (30/5/2016).

Pihaknya optimistis target yang ditetapkan pada tahun ini akan tercapai pada musim panen berikutnya. Selain itu, pihaknya juga terus berupaya untuk mencapai penyerapan gabah secara optimal, termasuk membangun penggilingan dan mesin pengering (dryer).

"Kami sudah mulai berinvestasi membangun penggilingan dan dryer, mesin yang rusak sudah diperbaiki, dan yang asalnya menggunakan minyak sudah diubah menggunakan gas," katanya.

Selain itu, pihaknya juga melakukan strategi dengan melakukan pembelian langsung kepada petani melalui satuan kerja sub-divisi regional di daerah, menjalin kerja sama dengan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL), Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) dan Dewan Koperasi Indonesia.

"Kami juga telah bekerja sama dengan Dinas Pertanian untuk bersama-sama membeli gabah petani," imbuhnya.

Adapun, sepanjang tahun ini Bulog menargetkan bisa menyerap hingga 1 juta ton gabah kering petani atau setara 530.000 ton beras, sedangkan Pemprov Sulsel menargetkan produksi padi pada tahun ini hingga 5,7 juta ton gabah kering giling.

Sementara itu, kontribusi gabah kering giling Sulawesi Selatan pada 2015 telah mencapai 5,47 ton, dengan harga pembelian pemerintah sebesar Rp4.600 per kg, sehingga total nilai ekonomi mencapai Rp25,17 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini