Faktor Ini Bikin Jepang Alihkan Investasi dari China ke Asean

Bisnis.com,31 Mei 2016, 11:57 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berdiskusi dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe (kedua kanan) saat pertemuan KTT G-7 Outreach Sesi I di Ise-Shima, Jepang, Jumat (27/5)./Antara

 Bisnis.com, JAKARTA - Investasi Jepang di Asia Tenggara semakin bertumbuh seiring dengan rendahnya upah tenaga kerja dan potensi yang besar di wilayah tersebut.

Hal ini didukung pula oleh kondisi hubungan China-Jepang yang semakin membara sehingga  mengurangi daya tarik China bagi beberapa pebisnis asal Jepang.

Berdasarkan, data dari Jepang seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (31/5/2016), selama tiga tahun berturut-turut, pada 2015, jumlah investasi asing langsung oleh Jepang ke 10 negara anggota Asean meningkat dan melampaui investasi oleh China dan Hong Kong.

Berdasarkan data dari Bank of Japan, tingkat investasi menanjak; jumlah investasi oleh Jepang di Asean meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 20,1 triliun yen (US$180,9 juta)  pada akhir tahun lalu jika dibandingkan dengan lima tahun lalu.

Sementara itu, investasi Jepang di negeri tirai Bambu melandai setelah menyeruaknya protes pada 2012 paska sengketa territorial di Laut China Timur yang mendorong perusahaan-perusahaan Jepang untuk melakukan diversifikasi risiko investasi.

Dengan pertumbuhan ekonomi Jepang yang lesu serta populasi penduduk yang menurun dan menua, sejumlah perusahaan mencoba mencari peruntungan di negara lain di Asia.

“Pasar Asia cukup menarik dari perspektif Jepang. Rendahnya pendapatan per kapita dan profil populasi yang muda membuat potensi pertumbuhan ekonomi cukup besar” ujar Ma Tieying, ekonom DBS Group Holdings di Singapura.

Dia mengatakan keterbukaan pasar di wilayah Asia Tenggara dan rendahnya upah pekerja dibandingkan dengan China menarik para investor Jepang.

Dalam sebuah survei yang dilaksanakan pada 2015, 48% usaha manufaktur mengutarakan keinginan untuk memperkuat bisnis atau berekspansi ke China menurun drastic bila dibandingkan dengan hasil survey pada 2011; 73% usaha manufaktur memilih China sebagai ladang bisnis.

Survei yang dilakukan oleh Japan Bank for International Cooperation menemukan bahwa 56% perusahaan tersebut berniat untuk mengeskpansi investasinya ke lima negara kunci Asean yakni Singapura, Thailand, Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Sementara itu, lima anggota Asean lainnya adalah Brunei, Kamboja, Laos, Myanmar danVietnam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini