Terkubur 50 Tahun di Negeri Orang, Kerangka Tentara Perang Vietnam Ini Akhirnya Pulkam

Bisnis.com,02 Jun 2016, 15:02 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
Deratan batu nisan tentara AS korban perang Vietnam./Ilustrasi-wiat.com

Kabar24.com, SYDNEY - Sebanyak 33 orang tentara Australia yang tewas selama Perang Vietnam dan dimakamkan di Malaysia dan Singapura akhirnya bisa "pulang kampung" ke negara asalnya Australia pada Kamis (2/6/2016) dalam sebuah operasi repatriasi tunggal terbesar yang pernah dilakukan negara tersebut.

Para tentara yang dimakamkan di luar negeri di bawah kebijakan pemakaman yang sebenarnya telah dibatalkan pada 1966 diterbangkan ke pangkalan udara militer sekitar 40 kilometer di bagian barat daya Sydney menggunakan dua jet miter.

Mereka kemudian disambut sekitar 100 orang anggota keluarga, veteran, dan pejabat termasuk Menteri Pertahanan Marise Payne dan Gubernur Jenderal Peter Cosgrove, serta seorang veteran Vietnam yang kini mewakili kepala negara Australia, Ratu Elizabeth.

Tahun lalu, pemerintah Australia mengumumkan bahwa pihaknya akan mendanai program repatriasi setelah adanya tekanan dari pihak keluarga dan petisi publik yang mendapat sekitar 40.000 tanda tangan.

Bagi anggota keluarga dan veteran yang hadir, hari tersebut merupakan momen getir yang telah ditunggu-tunggu selama 50 tahun.

 “Ketika saya melihat asap dari roda pendaratan di bagian depan pesawat kedua, Saya bergumam: mereka sudah pulang,” ujar veteran Vietnam Letnan Kolonel Ian Handerson seperti dikutip dari Reuters, Kamis (2/6/2016).

Lebih dari 60.000 warga Australia ikut bertugas di Vietnam pada 1962-1972. Lebih dari 500 warga tersebut terbunuh dalam perang antara Vietnam Utara yang digawangi oleh Uni Soviet dan Vietnam Selatan yang didukung Amerika.

Setelah upacara, peti mati para tentara tersebut dinaikkan ke 10 mobil jenazah yang melaju perlahan dibawah pengawalan polisi dan beberapa orang pria dan wanita serta beberapa orang yang mengenakan medali; orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini