KAPAL TERNAK: Pelni Disiapkan Jadi Pemain Tunggal

Bisnis.com,05 Jun 2016, 18:11 WIB
Penulis: Hadijah Alaydrus
KM Kelud bersandar usai perlayaran perdana pascaperbaikan di Pelabuhan Sekupang, Batam, Sabtu (15/11/2014)./Antara

Bisnis.com, BOGOR - Peran PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebagai operator angkutan barang berjadwal atau Tol Laut, kapal perintis dan kapal ternak semakin kuat dengan janji pemerintah menyerahkan 30 unit kapal perintis dan rede yang pembangunannya selesai tahun ini kepada perusahaan pelat merah tersebut.

Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengaku 30 unit kapal yang selesai pembangunannya pada akhir 2016 ini akan diserahkan kepada Pelni.

“Tahun ini, 30 unit dari 100 unit selesai, tahun depannya lagi 70 unit. Ya tahun ini [30 unit] diserahkan dulu [ke Pelni] tidak apa-apa,” ujarnya selesai Rapim Pelni di Bogor, Sabtu (4/6/2016).

Namun, dia menegaskan jajarannya akan melakukan penilaian pada tahun ketiga atau pada 2017 terhadap standar pelayanan Pelni dalam mengoperasikan angkutan laut penumpang dengan PSO, Tol Laut, kapal perintis dan kapal ternak.

Jika pelayanan PT Pelni tidak masih dianggap kurang, Menhub mengancam akan mencabut penugasan sebagai operator tunggal. Jika sebaliknya, dia meyakinkan akan menyerahkan operasi 100 unit kapal negara yang dibangun kepada Pelni.

“Saya tidak memberikan ini kepada Pelni karena BUMN, tetapi karena saya percaya kepada Pelni. Tidak penting buat saya BUMN atau tidak,” tegasnya.

Dia menginginkan agar standar pelayanan seperti kebersihan, ketertiban penumpang dan sebagainya. Hal ini dimaksud agar penumpang Pelni dapat dengan hati senang naik kapal.

Terkait dengan tidak dilibatkannya BUMN Djakarta Lloyd, Jonan mengatakan Kemenhub tidak menolak. Yang menjadi persoalan, lanjutnya, manajemen atau organisasi perusahaan masih belum lengkap saat ini.

Selain itu, Menhub mengingatkan Pelni bahwa lima tahun ke depan dengan pertumbuhan penumpang udara rata-rata 10% dan pengembangan bandara diberbagai daerah perseroan diharapkan tidak lagi mengoperasikan rute-rute jauh seperti Belawan-Makassar atau Surabaya-Sorong.

Umumnya rute-rute jauh ini memakan waktu hingga 3-4 hari. Menurutnya, lamanya perjalanan ini tidak efisien melihat tren lima tahun ke depan sehingga pemerintah meminta agar Pelni mempersempit wilayah (cluster) layanannya agar frekuensi kapal menjadi lebih tinggi.

Adapun contoh clustering tersebut, misalnya cluster Papua Barat, cluster Makassar, Cluster Pantai Barat Sumatra. Melihat tren penumpang angkutan laut yang akan beralih ke udara, dia meminta Pelni mengubah pola bisnisnya guna menhadapi persaingan.

Namun, Menhub tidak menyarankan Pelni untuk merombak kapalnya dari kapal penumpang menjadi semi –kontainer atau kontainer karena konstruksi ulang ini akan memakan banyak biaya. “Jika 100 kapal perintis sudah selesai, kalau penilaian Pelni bagus saya tugaskan ke Pelni agar frekuensi cluster ini lebih banyak,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pelni Elfien Goentoro mengungkapkan arahan Menhub telah sesuai dengan rencana bisnis perusahaan ke depannya sehingga perusahaan terus berbenah diri. “Kita tahu semua rencana di Kemenhub, kita akan mengikuti itu,” ungkapnya.

Berkaitan dengan penyerahan 30 unit kapal perintis, dia mengaku perseroan siap menjalani penugasan tersebut. Dari sisi SDM, Pelni telah membuat perencanaan dengan membuat talent pool pada tahun ini.

“Semua [pelaut] harus sudah mendapatkan sertifikat STCW [Standard of Training, Certification & Watchkeeping]. Kemarin 60% yang sudah mempunyai sertifikat,” tegasnya.

Pelni menargetkan sertifikasi STCW bagi semua pelautnya harus selesai pada tahun ini. Tahun depan, Pelni akan mencoba melakukan peremajaan beberapa kapal. Selain itu, dia mengatakan perusahaan akan mengembangkan bisnis kapal pesiar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini