Bisnis.com, JAKARTA - Gubenur Bank Indonesia Agus D.W Martowardojo dalam Pembahasan RUU tentang Perubahan APBN 2016 memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp13.600.
Sebelumnya, BI menawarkan kisaran kurs rupiah sebesar Rp13.500-Rp13.800 pada 2016.
Dia mengatakan nilai tukar rupiah relatif stabil dengan apreasiasi 0,39% year to date. Rata-rata kurs rupiah terhadap dolar AS per 6 Juni 2016 sebesar Rp13.439. Menurutnya, ke depan masih ada risiko yang paling berpengaruh seperti ketidakpastian kenaikan Fed Fund Rate.
"Ke depan masih ada risiko paling tidak yang banyak disoroti yaitu Fed Fund Rate masih akan naik dua kali dalam setahun mungkin Juli satu kali dan Desember satu kali," katanya dalam pemaparan pandangan di Komisi XI DPR, Jakarta, Selasa malam (7/6/2016).
Gejolak yang tidak bisa dihindari berasal dari pernyataan pejabat bank sentral AS soal kepastian kenaikan suku bunganya. Data ekonomi AS yang membaik akan memberikan potensi melemahnya rupiah.
Risiko lainnya adalah potensi arus keluar dana asing. BI mencatatkan dana asing yang masuk hingga saat ini mencapai Rp71,7 triliun, sedangkan periode yang sama tahun lalu hanya sebesar Rp48 triliun.
"Dengan kondisi itu, kami melihat titik Rp13.500-Rp13.800 di 2016 ada di Rp13.600 dengan catatan bisa jadi lemah apabila ekonomi AS membaik dan ada risiko penaikan Fed Fund Rate," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel