Kambing Perah Diharapkan Topang Produksi Susu Nasional

Bisnis.com,09 Jun 2016, 17:45 WIB
Penulis: Dara Aziliya
Peternak kambing. /Antara

Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah mendorong pengembangan ternak kambing perah sehingga dapat  mengerek produksi susu nasional. Usaha ternak kambing perah dinilai lebih mydah dan lebih cepat menghasilkan.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian Muladno menyampaikan ada beberapa jenis rumpun kambing di Indonesia yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan susu seperti kambing peranakan etawa (PE), Saanen, dan kambing hasil persilangannya.

:"Kami mendorong masyarakat untuk terus mengembangkan usaha ternak kambing perah agar dapat mendukung upaya peningkatan produksi susu nasional,” jelas Muladno melalui keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Kamis (9/6/2016).

Berdasarkan data statistik peternakan tahun 2015, populasi ternak kaming pada 2015 lalu yaitu 18,88 juta ekor. Populasi kambing setiap tahunnya tercatat naik rata-rata 2,66% dan populais yang cukup besar ini dinilai dapat menopang produksi susu nasional.

Ditjen Peternakan mencatat saat ini harga susu di tingkat peternak berkisar Rp20.000-Rp40.000 per liter. Produksi susu kambing perha pun terkonsentrasi di Pulau Jawa meski beberapa tersebar di Sumatera, Bali, Kalimantan, dan Sulawesi.

Menurut blue print kambing dan domba, pada 2010 lalu, produksi susu kambing perah rata-rata sekitar 1-2 liter per hari.

Muladno menyampaikan permintaan susu kambing pun terus meningkat karena sangat bak untuk kesehatan. Selain itu, susu kambing pun dapat dimanfaatkan untuk bahan baku produk-produk seperti sabun dan lotion kulit.

Ditjen Peternakan pun melakukan sejumlah upaya untuk mendorong pengembangbiakan ternak kambing perah seperti penyediaan bibit betina dan jantan unggul pada kelompok pembibit dari pusat pembibitan yang terakreditasi.

“Pemerintah melakukan penyediaan semen beku dari pejantan unggul yang dihasilkan dari UPT milik pemerintah seperti BBIB SIngosari, BIB Lembang, dan BET Cipelang,” ujar Muladno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Linda Teti Silitonga
Terkini