Kredit Macet Sektor UMKM di Riau Meningkat

Bisnis.com,18 Jun 2016, 00:08 WIB
Penulis: Arif Gunawan & Gemal Abdel Nasser
Kredit macet/Ilustrasi-Bplans

Bisnis.com, PEKANBARU – Kredit macet atau non performing loan sektor usaha mikro kecil dan menengah di Provinsi Riau triwulan I/2016 sebesar 7,65% atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 6,76%.

Kepala Bank Indonesia Perwakilan Riau Ismet Inono mengatakan peningkatan NPL kredit UMKM ini karena terdorong oleh NPL UMKM sektor konstruksi dan perdagangan.

“Dua sektor ini NPL UMKM nya mencapai 10,56% dan 8,26%, penyebabnya karena daya beli masyarakat masih rendah sehingga berpengaruh pada kemampuan membayar hutang yang jatuh tempo,” katanya Jumat (17/6/2016).

Dari kondisi ini, Bank Indonesia mengimbau kepada perbankan untuk berhati-hati menyalurkan kredit ke sektor UMKM karena porsi kredit macet ini telah berada di batas aman yang ditetapkan yakni 5%.

Data Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit ke UMKM pada triwulan I/2016 mencapai Rp19,9 triliun dan diserap paling besar oleh sektor perdagangan 45,49%, lalu disusul pertanian 33,62%. Kredit ke sektor perdagangan ini senilai Rp9,05 triliun atau tumbuh 7,09% yoy dan sektor pertanian senilai Rp6,69 triliun atau tumbuh melambat 0,52%.

“Sementara kalau kami melihat penyaluran kredit UMKM ini paling besar ke sektor usaha kecil 39,14% atau Rp7,79 triliun, lalu usaha menengah 31,54% atau Rp6,28 triliun, dan usaha mikro 29,32% atau Rp5,48 triliun,” katanya.

Di sisi lain PT Bank Riau Kepri resmi ditunjuk menjadi penyalur kredit usaha rakyat (KUR) dan menyiapkan dana senilai Rp250 untuk program tersebut.

Direktur Utama Bank Riau Kepri Irvandi Gustari mengatakan terpilihnya Bank Riau Kepri sebagai penyalur KUR telah melalui serangkaian proses seleksi ketat oleh OJK, Kemenko Perekonomian, Kemenkeu, dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Alhamdulilah kami terpilih sebagai salah satu penyalur KUR, untuk kelas BPD kami menjadi salah satu dari tujuh bank daerah yang menyalurkan KUR, kriterianya hanya bank yang sehat dan capable bisa mendapatkan izin menyalurkan kredit ini,” katanya beberapa waktu lalu.

Irvandi mengatakan saat ini sebanyak 57,8 juta unit UMKM yang ada hanya sekitar 12 juta unit yang mendapatkan pembiayaan dari bank. Beberapa sebab terjadinya kondisi ini kata dia karena pelaku UMKM itu belum memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit atau pinjaman.

Selain itu prosedur yang harus dilalui pelaku UMKM untuk mendapatkan kredit cukup rumit, dan bunga pinjaman yang dibebankan kepada kalangan pengusaha pemula ini cukup tinggi.

Untuk itu Bank Riau Kepri sebagai salah satu penyalur KUR telah menyiapkan dana senilai Rp250 miliar bagi pengusaha UMKM. Apabila dana ini kurang, pihaknya akan menambah dana tersebut.

“Rp250 miliar kami siapkan untuk KUR ini. Kami berharap bisa mendorong UMKM Riau untuk berkembang lebih baik dan mendapatkan kemudahan pembiayaan,” katanya.

Produk KUR yang disalurkan Bank Riau Kepri terdiri atas dua jenis yaitu KUR ritel dan KUR mikro. Irvandi menjelaskan KUR ritel memiliki plafond pinjaman maksimal senilai Rp500 juta sementara KUR mikro plafon pinjamannya senilai Rp25 juta. Khusus untuk segmen mikro ini, pelaku UMKM tidak perlu menyertakan agunan pinjaman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini