Dikenal sebagai Ikon Parsel, Pedagang di Cikini Klaim Tak Jual Produk Kedaluwarsa

Bisnis.com,23 Jun 2016, 13:27 WIB
Penulis: Newswire
Petugas memeriksa tanggal kadaluarsa bahan parsel yang dijual di sebuah swalayan di Malang, Jawa Timur, Kamis (2/7)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pedagang parsel yang berjualan di Jalan Pegangsaan Timur, Cikini, Jakarta Pusat, berani menjamin tidak ada produk kedaluwarsa yang mereka jual.

"Tidak akan ada pedagang di sini yang berani menjual produk kedaluarsa karena tiga kali dalam seminggu ada petugas dari Badan Pengawas Obat dan Makanan yang mengecek," kata Tries, salah satu pedagang parsel, di Jakarta, Kamis (23/6/2016).

Selain pemantauan dari BPOM, Tries mengatakan juga memastikan sendiri produk dalam parsel yang dia jual tidak kedaluwarsa. Dia mengatakan selalu mengecek setiap barang yang didapat dari pemasok maupun dia beli sendiri di pasar swalayan besar.

Karena itu, dia berharap masyarakat tidak perlu khawatir membeli parsel di kawasan Cikini yang memang sudah dikenal dengan ikon pasar parsel.

"Sejak dulu di sini dikenal sebagai ikon pasar parsel. Harga yang dijual pedagang di sini juga jauh lebih murah daripada di pasar swalayan. Saya sendiri berprinsip lebih baik omzet tinggi daripada mengambil keuntungan yang banyak," tuturnya.

Hal senada juga dikatakan Kiki, pedagang yang lain. Kiki mengatakan berjualan parsel merupakan salah satu usaha keluarga. Mereka membeli sendiri produk-produk yang mereka buat menjadi parsel di pasar swalayan besar.

"Kami pastikan produk yang kami jual tidak ada yang kedaluarsa. Bahkan kami jamin, tidak ada produk dari China," jelasnya.

Kiki mengatakan dia sendiri merasa tidak yakin dengan kualitas produk makanan dari China sehingga memilih tidak menyediakan produk dari negeri Tirai Bambu.

"Kalau produk dari China, saya sendiri tidak yakin dengan kedaluwarsanya, kualitas dan rasanya. Jadi lebih baik tidak usah ada produk dari China," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Yusuf Waluyo Jati
Terkini