Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Andara mengklaim telah mengantongi ijin dari Otoritas Jasa Keuangan telah untuk melakukan penambahan modal dari investor asal Korea Selatan APRO Financial Co. Ltd sebesar Rp450 miliar.
Direktur Utama Bank Andara Darwin Wibowo mengatakan, proses perijinan dari otoritas sudah rampung dan saat ini hanya tinggal menunggu proses legal.
"Sudah ada progres, ijin sudah didapatkan persetujuan dari OJK," ujar Darwin kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (22/6).
Dengan masuknya dana segar ini, APRO Financial Co. Ltd. akan menjadi pemegang saham pengendali Bank Andara dengan porsi kepemilikan sebesar 40%, sedangkan modal inti perseroan bisa mencapai sekitar Rp600 miliar.
Adapun OJK menyatakan investor asing hanya boleh melakukan akuisisi pada bank-bank kecil, khususnya bank umum kegiatan usaha (BUKU) I atau bank dengan modal inti dibawah Rp 1 triliun, dan minimal mengakuisisi dua bank untuk digabung.
Sebelumnya, Darwin pernah mengatakan dengan akuisisi bank kedua oleh APRO Financial Co. Ltd untuk kemudian dimerger dengan Bank Andara, dipastikan modal inti perseroan dapat tembus di atas Rp1 triliun atau masuk dalam kategori bank BUKU II.
Saat ini, lanjut Darwin, memang belum bisa kepastian siapa bank kedua yang bakal diakuisisi oleh APRO untuk kemudian dimerger dengan Bank Andara. Namun, dia memberi sejumlah kemungkinan terkait bank kedua tersebut. Menurut Darwin bank kemungkinan bank calon bisa berasal dari kelompok BUKU I atau BUKU II. Selain itu, kemungkinan juga bisa berasal dari bank yang sudah go public.
Meski sudah ada rencana ke arah merger, Darwin belum bisa memastikan kapan hal ini bakal terealisasi. Menurutnya, untuk melakukan merger, perlu menimbang berbagai faktor, seperti pricing, kultur, kesehatan, operasional, dan lainnya.
"Akuisisi bank ke-2 masih dalam proses, sudah ada calon tetapi belum bisa saya sampaikan," ujar Darwin.
Bank Andara saat ini masih fokus pada segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), termasuk melalui linkage dengan bank perkreditan rakyat (BPR) dan sejumlah lembaga keuangan mikro (LKM).
Setelah APRO Financial Co. Ltd. masuk, perseroan pun masih akan menjalankan bisnis di segmen tersebut sambil melihat peluang-peluang bisnis lainnya. Apalagi, dengan masuknya APRO Financial Co. Ltd yang ditargetkan pada semester I ini, kapasitas perseroan diyakini bakal meningkat serta pilihan mengambil nasabah dan debitur lebih besar pun kian terbuka.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel