Kejatuhan Poundsterling Tidak Akan Berhenti Segera

Bisnis.com,25 Jun 2016, 14:15 WIB
Penulis: Annisa Margrit
Ilustrasi-Mata uang Poundsterling dan Euro/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Kejatuhan pound sterling pasca Inggris Raya memilih keluar dari Uni Eropa diperkirakan tidak akan berakhir dalam waktu dekat.

Setelah Brexit terjadi, pound melorot ke level terendah terhadap dolar AS sejak 1985. BNP Paribas SA memangkas proyeksi nilai tukar pound tahun ini dari US$1,58 menjadi US$1,35. Sementara, Gain Capital Holdings yang merupakan bagian dari Forex.com memerkirakan kurs bakal terjungkal menjadi US$1,3 atau bahkan US$1,25.

Saat ini, semua mata tertuju pada Bank of England (BOE) dan menunggu apakah bank sentral bakal memotong suku bunga acuannya. Langkah tersebut bakal membantu pertumbuhan ekonomi tapi di sisi lain akan menekan pound. Dengan turunnya David Cameron dari posisi Perdana Menteri, kemungkinan akan terjadi volatilitas pasar dan risiko tambahan.

Steven Saywell, global head foreign-exchange strategy BNP Paribas, mengatakan yang terburuk belumlah terjadi. “Seperti kami, sebagian besar klien juga terkejut dengan hal ini,” ujarnya seperti dilaporkan Bloomberg, Sabtu (25/6/2016).

Gubernur BOE Mark Carney sebelumnya telah menyampaikan pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengamankan stabilitas ekonomi setelah Brexit.

S&P Global Ratings mengumumkan kemarin bahwa mereka tengah bersiap untuk memangkas perusahaan-perusahaan Inggris yang memiliki top credit grade.

Proses keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa (UE) diperkirakan bakal memakan waktu sekitar dua tahun. UE merupakan pasar tunggal terbesar dunia dan membeli sekitar separuh produk dan jasa Inggris Raya, yang memiliki track record defisit neraca transaksi berjalan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Andhina Wulandari
Terkini