Bisnis.com, JAKARTA -- Bank sentral global diprediksi terus melanjutkan aksi pelonggaran moneter di tengah perlambatan ekonomi yang masih terjadi ditambah fenomena Brexit. Di sisi lain, peluang Federal Reserve menaikkan suku bunga lanjutan pun kian menipis.
Ibrahim, Direktur Utama PT Garuda Berjangka, mengatakan pasca Brexit, Bank of England (BOE) dan Europe Central Bank (ECB) mungkin akan mencerna situasi yang terjadi pasca Brexit. Kemungkinan besar, keduanya akan melonggarkan moneter untuk menjaga perekonomian agar lebih stabil.
"Untuk Federal Reserve (the Fed) sendiri, tampaknya tidak akan menaikkan suku bunga dalam jangka dekat pada Juli maupun Agustus. Pasalnya, bank sentral Amerika Serikat (AS) itu pun tengah mencerna dampak dari Brexit juga," ujarnya kepada Bisnis pada Sabtu (2/7).
Seperti dikutip Reuters, Ed Al-Hussainy, analis suku bunga global dan mata uang Columbia Threadneddle, pun mengakui pasar global tengah menunggu apa tindakan bank sentral global setelah terjadi Brexit beberapa waktu lalu.
Adapun, the Fed yang sesumbar akan menaikkan suku bunga sebanyak empat kali pada tahun ini tampaknya sudah mustahil. Pasalnya situasi perekonomian kian tidak pasti dan masih menunjukkan perlambatan.
Ibrahim menuturkan selain BOE, ECB, dan The Fed, bank sentral China juga berpotensi melonggarkan moneter kembali setelah pertumbuhan industri manufakturnya masih terkontraksi atau indeksnya berada di bawa 50.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel