Korut Putuskan Hubungan dengan Amerika, Potensi Konflik Terbuka

Bisnis.com,12 Jul 2016, 15:56 WIB
Penulis: John Andhi Oktaveri
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) memutuskan hubungan diplomatik secara langsung dengan Amerika Serikat setelah negara itu menjatuhkan sanksi kepada pemimpin Kim Jong Un dan sejumlah pejabat lainnya yang dinilai melanggar HAM.

Pyongyang dan Washington tidak punya hubungan diplomatik resmi, namun kantor perwakilan Korea Utara di Amerika Serikat selama ini berfungsi sebagai saluran komunikasi.

AS menjatuhkan sanksi secara pribadi kepada pemimpin tertinggi Korea Utara tersebut pekan lalu. Pemerintah AS menyatakan Kim dijatuhi sanksi atas pelanggaran berat HAM yang dilakukan pihak pemerintah Korea Utara sebagaimana dikutip CNN.com, Selasa (12/7/2016).

Victor Cha, Direktur studi Asia di Georgetown University mengatakan, bahwa dengan putusnya hubungan kedua negara, maka AS dan Korut bakal terlibat konflik. Dia mengatakan, bahwa keputusan itu akan berakibat buruk bagi sejumlah tawanan AS yang kini berada di tangan Korut. Negosiasi yang biasanya dilakukan di PBB akan terhenti total, ujarnya.

Sementara itu, Kantor berita Korean Central News Agency mengungkapkan bahwa kini nasib tawanan AS tergantung ‘hukum peperangan'.

Hal itu terjadi akibat kesalahan AS sepenuhnya, yang telah memperburuk hubungan bilateral kedua negara, menurut pernyataan resmi kementerian luar negeri Korut.

Belum jelas nasib Kim Dong-chul, warga AS keturunan Korsel yang dijatuhi hukuman 10 tahun kerja rodi setelah dituduh melakukan mata-mata April tahun lalu. Begitu juga dengan Otto Warmbier, warga AS yang divonis 15 tahun kerja paksa karena mencuri sebuah lambang Korut di sebuah hotel di Pyongyang.

Pemimpin Korut Kimg Jong-un berang, karena AS dan Korsel sepakat membangun sistem pertahanan rudal untuk menangkal serangan Korut. Pemerintah Pyongyang membantah pihaknya hendak melakukan serangan.

"Program peluru kendali jarak menengah itu dimaksudkan untuk mempertahankan diri," menurut pernyataan pemerintah Korea Utara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Nancy Junita
Terkini