Peluru SSI V1 Pindad Tembus Rompi Antipeluru Dan Helm Marinir AS

Bisnis.com,14 Jul 2016, 13:10 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Presiden Joko Widodo (tengah) melihat-lihat tank produksi PT Pindad di Divisi Senjata PT Pindad, Bandung, Jawa Barat, Senin (12/1/2016). Presiden mendorong berkembangnya industri alustista produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan pertahanan nasional. /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA -  Rompi antipeluru dan helm standar tempur yang digunakan Korps Marinir Amerika Serikat tidak mampu meredam ketajaman peluruh yang dilontarkan senjata SS1 V1 buatan PT Pindad yang digunakan Korps Marinir TNI Angkatan Laut. Peluru tajam itu mampu menembus rompi antipeluru dan helm standar tempur Marinir AS.

Dinas Penerangan Komando Armada RI Kawasan Timur, melalui siaran pernya,  Kamis (14/7/2016) di Jakarta,  menginformasikan, kemampuan senjata buatan dalam negeri itu, yang digunakan Korps Marinir,  terungkap dalam Latihan Bersama Multilateral The Rim of Pacific (Rimpac) 2016 di Kaneohe, Hawaii, Amerika Serikat.

Kemampuan senjata SS1 V1 itu melampaui ketangguhan senjata jenis Steyr dan M4 yang digunakan Marinir Amerika Serikat. Pada saat senjata Marinir Amerika Serikat hanya membuat penyok baja penahan peluru setebal 1,75 sentimeter pada rompi antipeluru, SS1 V1 yang berkaliber 5,56 sentimeter mampu menembusnya.

SS1 adalah singkatan dari Senapan Serbu 1, sedangkan SS1 V1 adalah versi standar senjata tersebut. Senjata itu dibuat berdasarkan senapan FN FNC dengan lisensi dari perusahaan senjata Fabrique Nationale (FN), Belgia.

Latihan Bersama Multilateral Rimpac 2016 diikuti 100 prajurit awak KRI Diponegoro-365 beserta 45 prajurit Marinir. KRI Diponegoro-365 dipimpin Letkol Laut (P) Tunggul, sedangkan prajurit Marinir dipimpin Mayor (Mar) Indra Fauzi Umar.

Rimpac merupakan kegiatan latihan bersama yang diadakan Angkatan Laut Amerika Serikat setiap dua tahun sekali. Kegiatan itu merupakan latihan bersama multilateral terbesar di dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini