FAO: Waspada, Flu Unggas Kembali Merebak Di Afrika Tengah dan Barat

Bisnis.com,14 Jul 2016, 12:08 WIB
Penulis: Martin Sihombing
Salah satu peternakan di Afrika./FAO

Bisnis.com, PBB, New York  - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada Rabu (13/7) menyatakan semua negara di seluruh Afrika Tengah dan Barat siaga saat virus flu unggas yang menular dengan cepat, H5N1, terus menyebar di wilayah tersebut.

"Rangkaian tersebut dapat menular dan mengakibatkan kematian pada manusia serta membunuh unggas dalam jumlah banyak," kata Juru Bicara PBB Stephane Dujarric dalam satu taklimat di Markas Besar PBB, New York, Rabu.

"Kami  melihat penyakit itu cepat menyebar yang memiliki efek buruk pada mata pencaharian masyarakat," kata Abebe Haile Gabriel, FAO Deputi Perwakilan Daerah untuk Afrika, yang dikutip dari website FAO.

"H5N1 menyebabkan kerugian besar bagi makanan bergizi dan mengancam mata pencaharian petani, khususnya di lingkungan miskin sumber daya di mana pemerintah mengalami kesulitan menyediakan kompensasi finansial kerugian," katanya, seraya menambahkan  "pembatasan perdagangan sering menimbulkan kesulitan tambahan pada ekonomi sudah berjuang."

Wabah terkini tersebut dikonfirmasi belum lama ini di pertanian ayam di Kamerun, dan membuat produksi unggas di negeri itu dan tetangganya sangat terancam, katanya. "Ini adalah untuk pertama kali penyakit tersebut telah ditemukan di Afrika Tengah sejak 2006." Kejadian itu membuat jumlah negara yang telah berjuang melawan flu unggas di Afrika Barat dan Tengah jadi enam, termasuk Burkina Faso, Pantai Gading, Ghana, Niger dan Nigeria, tambah Dujarric.

Nigeria terus menjadi negara yang paling terpengaruh dengan jumlah seluruh penularan melebihi 750 dan hampir 3,5 juta burung mati atau dipilah, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis. Wabah yang baru dicatat di Kamerun tersebut meningkatkan keprihatinan bahwa penyakit itu mungkin bergerak ke arah selatan, sehingga memicu reaksi darurat nasional dan global guna mengendalikan penyakit tersebut, dan pemeriksaan kesehatan pekerja sektor unggas.

Sementara itu FAO memperingatkan negara tetangga Nigeria agar berhati-hati dan melanjutkan pengawasan ketat mereka serta upaya pencegahan, termasuk pengiriman pesan besama kepada masyarakat dan berbagi data antara sektor pertanian dan kesehatan masyarakat umum.

Rangkaian flu unggas H5N1 telah mengakibatkan kematian puluhan juta unggas dan kerugian puluhan miliar dolar di seluruh dunia sejak virus itu pertama kali menyebar secara internasional pada 2013. Di Kamerun saja, kerugian telah meningkat jadi sebanyak 20 juta dolar AS, kata FAO dengan mengutip laporan media setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini