Militer Kamboja Selidiki Seorang Pria Terkait Rencana Kudeta

Bisnis.com,20 Jul 2016, 18:44 WIB
Penulis: Juli Etha Ramaida Manalu
Pedana Menteri Hun Sen./REUTER

Kabar24.com,PHNOM PENH — Militer Kamboja menyelidiki komplotam yang diduga merencanakan kudeta terhadap Pedana Menteri Hun Sen di tengah meningkatnya ketegangan politik di negara anggota Asean tersebut.

Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kamboja Chhum Sucheat mengatakan penyelidikan militer berpusat pada seorang pria yang mengumumkan rencana untuk menggulingkan Hun Sen di Facebook dan Youtube serta meminta orang lain untuk bergabung dengannya.

“Otoritas menyelidiki dan mencarinya,” kata Sucheat seperti dikutip dari Reuters, Rabu (20/7/2016).

Die mengidentifikasi pria tersebut bernama Vichea Som tetapi menolak memberi informasi lebih detail.

Berita terkait  rencana tersebut mencuat sehari setelah seorang pejabat Amerika yang bertanggung jawab atas hak asasi manusia mendesak rival politik Kamboja untuk kembali mentaati perundingan ditengah situasi yang memburuk.

Di video yang diunggah oleh pria yang disebut bernama Vichea Som tersebut, dia mengenakan setelan bisnis dan dasi dengan latar belakang kamuflase.

Dia tidak memberitahu identitasnya tetapi menuduh pemerintahan Hun Sen dan partai berkuasa Cambodian People’s Party sebagai dalang perampasan tanah besar-besaran di salah satu negara termiskin di Asia Tenggara. Dia juga menuduh pemerintah melakukan pembunuhan dan pelanggaran hak asasi manusia.

“Dalam wakti dekat, semua kekuatan harus bersiap melawan rezim diktator,” kata pria itu.

Sebuah akun facebook dengan nama Vichea Som menampilkan pria yang sama. Akun tersebut tidak merespon ketika dikirimi perminaan pertemanan di Facebook.

Hun Sen telah menerapkan pemerintahan bertangan besi selama lebih dari 30 tahun, mengalahkan semua yang menentang otoritasnya. Namun, dia menghadapi pemilih muda yang semakin menginginkan perubahan.

Dalam beberapa bulan terkahir ketegangan antara Hun Sen dan pihak oposisi terlihat meningkat. Pihak oposisi berharap bisa menentang kekuasaannya dalam pemilihan umum 2018 nanti.

Beberapa anggota pihak oposisi dan aktivis ditahan dalam upaya yang disebut tindakan keras pemerintah untuk membungkam kritik sebelum pemilihan.

Pada 10 Juli, Kem Ley, seorang aktivis yang sering mengkritik Hun Sen dibunuh diibukota Phnom Penh.

Seorang tersangka ditahan atas kasus ini dan pihak kepolisian meyakini pembunuhan Kim Ley berlatarkan hutang sementara para aktivis percaya pembunuhan ini berbau politik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Martin Sihombing
Terkini