Asuransi Jiwa Yakin Raih Hasil Investasi Maksimal

Bisnis.com,25 Jul 2016, 00:04 WIB
Penulis: Oktaviano DB Hana
Pembangunan properti residensial dan perkantoran di Jakarta. Properti jadi salah satu sarana investasi asuransi jiwa./Reuters-Darren Whiteside

Bisnis.com, JAKARTA - Pelaku industri asuransi jiwa meyakini hasil investasi yang lebih signifikan pada semester II/2016 lantaran menguatnya kinerja sejumlah instrumen investasi.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Togar Pasaribu mengungkapkan pada paruh pertama tahun ini realisasi hasil investasi pelaku industri sudah terbilang signifikan terlebih disokong oleh penguatan imbal hasil dari instrumen saham dibandingkan dengan realisasi sepanjang 2015.

Menurut dia, pada tahun lalu di tengah kurang kondusifnya pasar modal para pelaku asuransi jiwa justru semakin aktif mengalokasikan dananya  untuk membeli saham dan reksa dana. Alhasil, jelasnya, saat ini pelaku asuransi jiwa mampu meraup imbal hasil yang signifikan.

“Tahun lalu agak challenging, pelaku tidak bisa cut loss dan malah sebagian masuk lagi sehingga waktu mereka beli harga di bawah, sekarang malah naik,” ujarnya.

Togar meyakini pada paruh kedua tahun ini peningkatan hasil investasi seiring menguatnya kinerja pasar modal pun masih berlanjut. Dia menjelaskan peningkatan indeks harga saham gabungan atau IHSG yang mampu menembus 5.000 menjadi salah satu indikasinya.

Peningkatan itu, ujarnya, memang masih terkait dengan pengesahan regulasi tentang tax amnesty yang diyakini akan menarik dana repatriasi dalam jumlah besar ke dalam negeri.

“Padahal kan euforia itu belum dari realisasi tax amnesty. Masih ada proses dan bisa dibayagkan saat aliran dana itu sudah masuk. Semester II/2016, hasil investasi maikin tinggi.”

Togar menuturkan di tengah meningkatnya kinerja pasar modal para investor asing pun dinilai menunjukkan langkah khusus. Umumnya, jelas dia, saat kondisi IHSG seperti itu para pemodal asing itu langsung melakukan aksi jual secara signifikan.

Namun yang terjadi, jelasnya, para investor tersebut cenderung tetap melakukan pembelian. Hal ini, sebut dia, menjadi salah satu dukungan bagi kinerja pasar modal.

Selain instrumen pasar modal, Togar menyatakan pada paruh kedua tahun ini para pelaku asuransi jiwa semestinya juga mampu mengidentifikasi sejumlah sarana investasi jangka panjang yang prospektif, seperti properti. Apalagi, dia menuturkan saat ini pertumbuhan harga properti cenderung melambat.

Di sisi lain, dia menuturkan penurunan porsi investasi pada deposito masih akan terus terjadi. Namun, jelasnya, instrumen itu tetap menjadi pilihan asuransi jiwa untuk mengantisipasi likuiditas dana saat terjadi klaim jangka pendek. “Meskipun untuk properti cukup harus berhati-hati, jangan sampai seperti 1998.”

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: M. Syahran W. Lubis
Terkini