RUSUH TANJUNG BALAI: Presiden Jokowi Berharap Tak Melebar ke Mana-Mana

Bisnis.com,01 Agt 2016, 17:55 WIB
Penulis: Newswire
Sejumlah warga melihat kondisi Kelenteng Dewi Samudera yang telah dipasang garis polisi pasca kerusuhan, di Tanjung Balai, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai pada Jumat (29/7) menyebabkan sejumlah vihara dan kelenteng rusak. ANTARA FOTO/Anton

Kabar24.com, JAKARTA - Rusuh bernuansa SARA di Tanjung Balai, Sumatra Utara, diharap tidak menular ke daerah lain.

Presiden Joko Widodo mengatakan insiden kerusuhan di Kota Tanjung Balai, Provinsi Sumatera Utara ditangani dengan baik agar tidak melebar ke wilayah lain.

"Kapolri sudah saya perintahkan langsung untuk detik itu juga turun ke lapangan untuk menyelesaikan terutama mengumpulkan tokoh-tokoh sehingga jangan sampai isu sara seperti itu melebar ke mana-mana," kata Jokowi ditemui di Galeri Nasional, Jakarta pada Senin (1/8/2016).

Menurut Jokowi, seluruh masyarakat perlu mengambil pelajaran dari kejadian tersebut dengan bersama-sama dapat saling mengayomi.

Presiden meminta seluruh masyarakat saling mengutamakan rasa toleransi dan tenggang rasa untuk mencegah pertikaian.

"Yang mayoritas mengayomi yang minoritas, yang minoritas juga saling bertoleransi karena kita ini, kekuatan kita ini adalah keberagaman," jelas Jokowi.

Sejumlah tokoh masyarakat yang telah melakukan pertemuan dan koordinasi di Tanjung Balai diharapkan Presiden dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Kepala Negara juga mengatakan pemerintah akan menindak tegas seluruh pihak yang melakukan tindakan anarkis, termasuk sikap main hakim sendiri.

Presiden menjelaskan isu perbedaan suku, agama, dan ras (sara) perlu ditiadakan untuk membangun Indonesia menjadi lebih maju.

Sebelumnya, terjadi kerusuhan berlatarbelakang SARA di Tanjung Balai pada Jumat petang (29/7).

Aparat keamanan, terdiri dari Polisi dan TNI, beserta tokoh masyarakat setempat berhasil mengendalikan situasi menjadi kembali kondusif.

Sementara itu, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan kerusuhan di Tanjung Balai merupakan kesalahpahaman antara tetangga.

Kesalahpahaman tersebut di-"posting" di media sosial yang disertai isu negatif sehingga menyulut kerusuhan.

Selain itu, Polres Tanjungbalai, Polda Sumatra Utara, telah berhasil menahan empat tersangka yang diduga pelaku kerusuhan berujung pembakaran Vihara dan Klenteng di kota itu. Belakangan jumlah tersangka bertambah menjadi dua belas, di antaranya adalah tersangka pelaku pencurian velg.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik di bawah ini:
Editor: Saeno
Terkini