Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan asuransi kerugian, PT Asuransi Wahana Tata membukukan perolehan premi sebesar Rp800 miliar sampai dengan semester pertama tahun ini.
Direktur Utama Asuransi Wahana Tata (Aswata) Christian Wanandi mengatakan angka perolehan premi sampai dengan semester I/2016 mengalami pertumbuhan sebesar 7% jika dibandingkan dengan perolehan premi pada periode yang sama tahun lalu.
“Faktor pendorong pertumbuhan premi disebabkan perbaikan kinerja pada sektor properti. Dari total pendapatan premi, segmen properti menyumbang premi terbesar dengan porsi mencapai 35%,” kata Christian kepada Bisnis, Minggu (31/7/2016).
Dia menuturkan, sepanjang tahun ini Aswata menargetkan bisa mencapai pertumbuhan premi sebesar 15% dari perolehan premi pada tahun lalu.
Sepanjang 2015, pendapatan premi yang berhasil dibukukan perseroan ialah Rp1,7 triliun, dengan target pertumbuhan 15%, maka perolehan premi pada tahun ini diprediksi bisa mencapai Rp1,95 triliun.
Adapun, untuk mencapai target pendapatan premi pada tahun ini, Christian menyatakan pihaknya akan fokus untuk memacu produksi dari lini bisnis properti dan otomotif.
Selain itu, perseroan juga berupaya melakukan pengembangan bisnis dengan meluncurkan produk baru. Rencananya, produk baru itu ditargetkan bisa diluncurkan menjelang akhir tahun atau paling cepat pada kuartal III/2016.
Akan tetapi, dia belum dapat mengungkapkan jenis produk asuransi yang akan diluncurkan lantaran masih menunggu terbitnya perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Dengan diluncurkannya produk baru tersebut, dia mengaku yakin target pertumbuhan premi sebesar 15% sepanjang tahun ini bisa tercapai.
Sementara itu, berdasarkan data kinerja industri asuransi umum yang dipublikasi Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan bahwa pertumbuhan premi industri hanya sebesar 4%.
Pada kuartal I/2015 pendapatan premi industri asuransi umum mencapai Rp13,96 triliun, sedangkan pada kuartal I/2016 pendapatan premi naik menjadi Rp14,52 triliun di tiga bulan pertama tahun ini.
Direktur Eksekutif AAUI Julian Noor mengatakan pertumbuhan premi industri sulit bertumbuh lebih tinggi lantaran pertumbuhan pada lini bisnis yang menopang pendapatan premi industri justru cenderung stagnan.
Berdasarkan catatan AAUI, pertumbuhan premi lini bisnis properti hanya sebesar 2,1% yaitu dari Rp4 triliun pada kuartal I/2015 menjadi Rp4,18 triliun pada kuartal I/2016.
Sedangkan pertumbuhan yang lebih mini lagi dicatatkan oleh lini bisnis asuransi kendaraan yang hanya bertumbuh sebesar 0,8% yaitu dari Rp4,07 triliun menjadi Rp4,1 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel